Season 2024/2025 sepertinya belum bisa dikatakan sebagai peralihan performa Manchester United, dari inkonsitensi menuju konsistensi. Sebab inkonsistensi terus menemani Manchester United di sepanjang waktu.
Lantas, mengapa peralihan performa ini sulit sekali dijalankan oleh Manchester United. Ada beberapa faktor, namun faktor utama yang dapat penggemar lihat adalah dari game management Erik Ten Hag yang belum optimal.
Game management penting bagi seorang pelatih untuk mengatur strategi dan pergantian pemain dalam situasi tak menentu. Hal ini yang terkadang membuat Manchester United tidak optimal performannya.
Pemain seperti Bruno Fernandes dan Marcus Rashford yang tidak optimal ketika berada di lapangan, justru tetap diberi kesempatan untuk bermain, padahal di bangku cadangan, Manchester United masih memiliki Mason mount dan Allejandro Garnacho.
Erik Ten Hag perlu memberi kesempatan pemain ketika pemain intinya sedang tidak perform, sebab Manchester United pernah mengalami Under perform ketika dilatih Ole Gunnar Solskjaer, kita semua tau bahwa Ole Gunnar Solskjaer terus memainkan Harry Maguire yang selalu membuat blunder-blunder konyol di setiap pertandingan.
Bila melihat history ini, maka game management Erik Ten Hag perlu dibenahi, sebab jangan sampai pemain membhay pemain merasa nyaman menjadi starter, padahal sudah diberi kesempatan bermain dan selalu tidak Perform.
Selain pemain tidak perform, Erik Ten Hag juga perlu merubah sistem bermainnya dari formasi 1-4-2-3-1 menuju 1-4-3-3. Dengan formasi 1-4-3-3, Manchester United dirasa akan lebih stabil permainannya dengan tanpa playmakker, ketimbang bermain dengan playmakker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H