Lihat ke Halaman Asli

Azka Davia

Mahasiswi

Stop Perundungan, Bijaklah dalam Menggunakan Media Sosial

Diperbarui: 11 Februari 2024   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perundungan di sekolah biasanya dilakukan secara berkelompok. Orang yang melakukan perundungan cenderung merasa dirinya lebih hebat dari orang yang ditindas sehingga mengintimidasi orang yang menurutnya lebih lemah dari mereka.

"Perundungan itu menindas orang yang lebih lemah dari pada kita" ujar Farel, siswa SMA Muhammadiyah 5 Jakarta.

Efek buruk dari perundungan dapat membuat sang korban merasa minder, tidak percaya diri, merasa dirinya tidak memiliki teman, sering merendahkan dirinya senidir, bahkan bisa sampai ditahap depresi.

Perundungan bukan hanya terjadi di kehidupan nyata. Di era perkembangan teknologi saat ini, perundungan bisa dilakukan di sebuah obrolan media sosial. Perundungan jenis ini bisa dikenakan pasal cyber.

"Mari kita menggunakan media sosial dengan bijak. Jangan sampai kita membaca berita hoax dan langsung menyebarkannya dengan gegabah." ujar Polisi Sektor Tebet, Pak Riky.

"Apabila kita gegabah menyebarkan berita hoax akan memberikan dampak bagi kita sendiri maupun yang membacanya." tegasnya.

Jangan hanya karena jari yang kita gunakan untuk mengetik atau membagikan hal yang tidak berguna, akan menjadi senjata untuk diri sendiri ke depannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline