Hitta Sari seorang wanita lulusan Peternakan UGM yang membuka usaha katering Warung Kemepyar di Kebumen tempatnya bermukim, Selain itu dia juga berjualan tas online yang membuat saya berkenalan dengannya.
Setiap Jum'at jauh sebelum pandemi Covid-19 berlangsung, dia sudah menyelenggarakan donasi nasi bungkus gratis untuk anak-anak yatim dan kaum dhuafa.
Kegiatannya ini didukung para donatur sesama alumni UGM maupun para buyer tas onlinenya, sekitar 100 bungkus nasi terdistribusi setiap Jumatnya.
Hingga suatu hari saat Corona sudah datang ke Indonesia, ada yang mengingatkan agar menyalurkan donasi nasi bungkus pada abang-abang becak yang kehilangan penghasilannya.
Ketika Hitta Sari menyambangi serta membagikan nasi bungkus pada para abang becak, ia sungguh terharu menyaksikan para abang becak yang kelaparan itu.
Hatinya tambah tersentuh demi melihat sikap para abang becak yang tidak serakah. Ditawarkan untuk membawa pulang nasi bungkus bagi keluarganya, mereka menolak karena khawatir temannya sesama tukang becak tak kebagian.
Semua kegiatannya ini diupdate di Facebooknya yang membuat para pembacanya tergerak untuk berdonasi. Dalam sekejap 100 nasi bungkus berkembang jadi 150 nasi bungkus dan terus berkembang menjadi 300 nasi bungkus.
Tak lama kemudian tambah naik jadi 500 nasi bungkus dan yang tadinya hanya hari Jumat berkembang jadi setiap hari. Jumlah nasi bungkusnya pun terus meningkat jadi 750 bungkus, 1000 bungkus hingga puncaknya mencapai 2000 nasi bungkus setiap hari.
Tak hanya abang becak yang jadi sasaran, kaum dhuafa lainpun dipersilahkan mengambil. Jumlah bungkusnyapun tak hanya satu, boleh beberapa karena ada keluarga di rumah yang butuh makan juga kan?
Namun tetap saja orang-orang yang susah ini tak pernah serakah, untuk makan berempat di rumah, seorang abang becak hanya mengambil 2 nasi bungkus seraya memastikan, "Sudah cukup segini, Bu. Yang penting besok masih ada kan program nasi bungkus ini?"