Apa yang terpikirkan saat kuajak kau ke pasar? Padat, panas bercampur aneka bau dan keringat kitapun akan segera bercucuran. Tapi saat kita tiba di muka pasar Kranggan ini, sudah menanti bunga setaman nan segar. Dan ini mengingatkanku akan momen sewaktu kecil dulu bersama Ibu, membeli kembang setaman nan segar untuk ditaburkan di makam leluhur. Kemudian Ibu akan membelikanku aneka jajan pasar di toko kue Maden. Kue-kuenya begitu lezat dan tak ada di kota tempat tinggalku - Jakarta.
Memandangi aneka bunga segar berwarna-warni di pagi hari membuat hati kita juga berbunga-bunga.
Penjual bunga berdandan cantik menyambut para pembeli..hehehe. Dia tak merasa perlu membasuh bedak dingin yang dipakainya.
Kali ini toko kue itu belum buka tapi mari kita susuri sepanjang muka pasar. Penjual-penjual kue sibuk menatadagangannyadan mencatat transaksi mirip dengan suasana pasar Subuh.
Jajanan buburenam warna disusun selapis demi selapis dalam gelas plastik, pembeli yang subur sementarambak penjual sendiri berpostur tipker (tipis kering). Sempat kusampaikan hal ini pada mereka yang menyambut dengan tertawa ceria. Memang orang Jogja ramah-ramah…
Jajanan rebusan yang cocok dengan para vegetarian...psst kamu kenapa sih ketawa-ketawa seraya mengatakan, "emang gue monyet?" saat akan kubelikan seikat kacang rebus? Kemudian sebaliknya, kucegah kau membeli ubi rebus karena khawatir efek saat buang anginmu itu lho.
Hei....para meat lover juga dimanjakan dengan aneka sate berbumbu manis
Dan kitapun penasaran untuk melongok ke dalam pasar dimana para penjual lauk pauk menggoda dengan healthy food.
Nasi kuning dengan lauk serba ikan
Lauk sayuran warna-warni menggugah selera
Yang mengagumkan adalah para ibu penjajanya sekedar duduk di bawah tanpa kios kecil sebagaimana biasa ada di Jakarta tapi tak ada lalat yang menghampiri.
Kita makin penasaran untuk melihat“jantung”nya sebuah pasar, los sayur, daging dan ikan.
Sayuran tertata rapih dalam deretan los yang kering - ibu sepuh berdagang sayur
Bau khas ikan tak berartilos ikan becek
Ibu sepuh berdagang gula jawa
Lucunya kita bisa seperasaan bahwa para wanita pedagang yang sepuh ini tidak terbebani dengan aktifitas di usia senjanya itu. Kita sama-sama menangkap senyum-senyum teduh mereka...
Ternyata ini motivasi untuk menjaga pasar supaya tetap bersih
Para pedagang kelihatan senang kuambil fotonya, seorang perempuan tiba-tiba berdiri di depanku dan berkata "mbak-mbak'e, mbok aku difoto. " Sepontan kujawab, Emoh. Perempuan itu memaksa dan karena tadi cuma menggodanya maka segera kuambil gambarnya.
Setelah dia melihat hasil jepretan, dengan tenang dia meninggalkanku dan menghampiri segerombolan ibu-ibu, onana...dia ternyata peminta-minta. Cukup lama mengelilingi pasar tapi tidak berkeringat sama sekali. Mata dan hati terasa segar menikmati pasar Kranggan.
Kita kembali ke muka pasar dan memutuskan untuk beli oleh-oleh...
Oleh-oleh yang cukup banyak itu dikemas dengan rapi oleh mbak pedagang yang ramah dan kita meninggalkan pasar dengan puas. Untuk para pembaca tulisan ini, saya sampaikan selamat menikmati libr Sabtu...setangkai sedap malam dariku :)
serta pastry made in Kranggan untuk menikmati Sabtu santai
Turut berpartisipasi pada challenge Kampretos di SINI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H