Lihat ke Halaman Asli

Dee Daveenaar

Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Menangkap Penjahat Kelamin

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah sebulan ini para perempuan di kompleks perumahanku gelisah dan sering mengalami teror dari seorang pejahat kelamin yang tiap malam (pk.7.00 malam keatas) sering berkeliaran dan mengeluarkan kelaminnya serta mengocok-ocok dimuka mereka. Mbak-mbak yang baru aja turun dari angkot, perempuan-perempuan yang melintasi jalan temaram entah mau ke Alfamart atau ke beberapa penjaja penganan menjadi sasaran empuknya. Bahkan perempuan yang sedang siesta di muka/ belakang teras rumahnya sendiri juga menjadi sasaran. Termasuk juga keponakanku si ABG yang asyik nangkring di teras belakang dan bersibuk dengan HPnya, sampai dia menyadari ada siluet yang menutup cahaya lampu jalanan dan saat dia mendongak, lelaki itu sedang menyeringa sembari mengocok kelaminnya. Si ABG lari ketakutan dan masuk ke dalam rumah seraya menangis dan memelukku erat...speechless. Menit merangkak barulah terucap cerita...dan tentu saja lelaki keparat itu telah pergi. Banyak perempuan sudah mengalami penampakannya hingga akhirnya jadi topik pembicaraan di warnet muka rumahku yang sekaligus merupakan tempat kongkow-kongkow warga kompleks. Karena mukanya sudah dihapal dan pemilik warnet sering melihat dia melintas maka para pria sepakat untuk menangkap dia. Akhirnya kejadian lah malam itu (malam Jum'at, 14 Oktober 2010) saat dia melintas, si ibu pemilik warnet langsung menunjuk dan dia yang bermotor langsung dikejar dan gotcha...dia tertangkap langsung oleh Pak RT. Dia segera diseret ke warnet dan diinterogasi, Warga I   ,  "hayo buka celanamu, mau kulihat sebagus apa sih burungmu," Eksibionis, "ampun mas, jangan." Warga II  ,  "siapa elo...dimana tinggalnya?" Eksibionis, "saya E...tinggal di Kramat Jati." All           ,  "whaaaat..orang Kramat Jati ( Pasar Rebo sana tho) kok maen-maen kePancoran..trus kenapa tiap malam ya lo beredar di kompleks kita," Eksibionis,"iya sih saya khusus datang ke sini jam 7 sampe 8 malem," All           , "kurang ajar, berarti elo gak sakit jiwa donk wong sistimatis gitu, udah kasih tau aja keluarganya," Eksibionis,"Jangaaan, kasihan isteri saya - anak kami dua," All cowo  ,"@#%&!...punya biniiii masih seperti ini dah laporan aja ke bininya biar tau rasa...." Cewe       ,"Duh jangan deh kasihan bininya bisa semaput...coba kalo elo yang gitu trus dilaporin ke bini  lo," All cowo , "@#$^%, loh kan bukan kita yang eksibionis, Mpoook," Semua jadi ketawa...tampak ada perbedaan pemikiran antara perempuan dan lelaki. Sementara itu diputuskan bahwa si Eksibionis harus menandatangani surat pernyataan bermeterai (meterai dijual di warnet itu) bahwa ia tidak akan melakukan hal itu lagi, lah sempet-sempetnya dia ngomong,"Uang saya tinggal 2000 Rp.," "Ya meterainya ngutang dulu,  tinggal aja motor elo dulu," kata Warga I, "@%$#&^&....motor jadi jaminan utang Rp.4000.-?, si Eksibionis, "Dah jangan banyak ngomong, gue kepret elo," rame-rama warga cowo ngomong. Setelah dia menandatangani surat pernyataan lengkap dengan KTP dan SIM yang difotokopi, saya menemukan ide untuk ambil foto penjahat kelamin ini dan akhirnya semua ramai-ramai ikutan mengambil foto si Eksibionis itu. Karena warnet ramai maka banyak orang lewat yang mampir penasaran, Pendatang Baru,"Eh dia kan juga gitu di kompleks kita (yang nempel dengan kompleks kami), wah surat pernyataannya bias tuh soalnya ntar dia gak ke kompleks sini tapi menggila di kompleks kita." Warga II, "Bener juga nih...gimana kalo kita bawa ke Pak RW aja - kita tanyain kudu diapain nih orang." Saya     , "Yaaah Pak RW kan dah sepuh (77 tahun) ntar beliau tambah pusing," Lainnya, "Betul-betul (ala Upin-Ipin), udah deh langsung bawa ke kantor Polisi." Akhirnya si Eksibionis digelandang sama warga cowo...gak tau kemana; Pak RW atau Polisi. Di bawah ini foto yang bersangkutan - lelaki yang bekerja di perusahaan IT, memiliki isteri dan dua orang anak. Jadi berpikir - bukannya Kompasianer yang penjahat kelamin itu juga bekerja di perusahaan IT, just wondering; apa ada korelasi antara pekerjaan di bidang IT dengan kelamin?? Mudah-mudahan enggak deh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline