Bertanam cabai rawit ternyata menyenangkan lhoo, Mas Hafidh sekeluarga yang tinggal di Sukoharjo sudah membuktikan nya, mulai dari mencoba bertanam polybag, tujuannya jelas, belajar menanam skala kecil dulu sebelum dikembangkan dalam skala lebih besar,sebagai seorang pemula dalam agrobisnis. Tentunya harus banyak belajar dari praktik langsung bertanam, sehingga akan tahu kesulitan dan tantangan yang dihadapi dan bisa dicarikan solusinya.
Media tanam yang di pergunakan adalah limbah dari kandang ayam sehat yang dipelihara di pekarangan rumahnya, sehingga tidak ada biaya yang di keluarkan, dari awal sudah menggunakan Biotetes inovasi David Bekam, walaupun saya tinggal jauh di Johor Malaysia. Komunikasi selalu kami lakukan melalui media sosial, sehingga perkembangan budidayanya selalu ter update dan saya akan memberikan info yang saya bisa bagikan, utamanya mengenai info aplikasi Biotetes, agar pertumbuhan tanaman sehat dan produktif.
Penggunaan Biotetes cukup di semprotkan setiap minggu dengan dosis 3 tetes per liter air, pemupukan susulan juga diberikan dengan campuran pupuk berimbang dari pupuk kimia dan pupuk organik, membuat pertumbuhan tanaman cabai rawitnya tumbuh dengan pesat. Soal penyakit jamur yang biasa menjadi momok menakutkan petani cabai rawit bisa teratasi dengan tanam dalam polybag, karena penyakit jamur biasa menyerang dari media tanam, dengan media yang independen pada masing-masing tanaman cabai maka penyebaran penyakit bisa teratasi.
Awal panen bulan desember 2016 harga cabai melambung tinggi, sehingga walau hanya panen 2-5 kg tiap hari, dengan harga Rp 100.000 / kg maka hasil jualan cabai rawitnya bikin keluarga Mas Hafidh bersemangat memanen nya, dengan modal gunting dan kantong plastik anak-anak Mas Hafidh rajin memanen cabai rawitnya, dan hasil jualan nya untuk di tabung. Begitu cara keluarga Mas Hafidh memotivasi anak-anaknya agar berminat usaha di pertanian, semua di mulai dari kecil, mereka sangat senang karena selalu diikut sertakan dalam proses menanam, merawat sampai memanen.
Memanen cabai rawit dengan cara menggunting tangkai buah, adalah solusi agar tanaman cabai rawit tidak patah akibat panen langsung di petik, sehingga bisa mempengaruhi produksi cabai sampai 30%, terbukti Mas Hafidh sekeluarga sudah 2 bulan lebih panen cabai rawit setiap hari. Sebagian hasil panen cabai di pakai untuk membuat sambal untuk pelengkap WARUNG SEHAT SUKOHARJO, sehingga membuat lidah bergoyang-goyang.....pedes pedes sedap....
Kualitas cabai rawit yang menggunakan Biotetes sangat bagus lhoo, cabainya kekar dan berat rata-rata 2 -3 gr, sehingga dalam sekilo hanya isi 400 - 500 buah saja, dimana cabai rawit biasa isi 800 buah per kg nya, rasa pedasnya jangan di tanya lagi, pedes bingit....
Saya membayangkan bila setiap rumah tangga bertanam cabai 5 polybag saja di halaman rumah, saya rasa harga cabai mahal bukan pening tapi malah jadi solusi tambah hasil uang belanja cukup dengan menjual hasil tanaman nya ke pasar, dan bukan hanya cabai saja yang bisa di tanam dalam polybag, saya sarankan tanam tomat, terong, kemangi dan lain-lain, sehingga kalau mau nyambel dan lalab, cukup petik di halaman rumah saja. Disamping hemat juga menyenangkan menikmati makanan sehat hasil dari tanaman sendiri....ayo mulai dari yang kecil dulu, bila sudah menguasai baru tanam skala leboh luas, bila ingin informasi dan bimbingan saya siap mendampingi dari jauh, bisa email ke davebekam@gmail.com.
Salam inovasi
Inovasi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H