Lihat ke Halaman Asli

David Bekam

TERVERIFIKASI

Inovator yg hidup dengan inovasinya

Gagal Itu Biasa

Diperbarui: 3 Desember 2015   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umbi bit umumnya 300 gr / buah, pake biotetes jadi 1600 gr / buah....WOW

Banyak orang takut gagal, mereka takut mencoba, hanya satu pilihannya yaitu gagal, kalau anda berani mencoba, pilihannya ada 2 yaitu berhasil atau gagal, saya selalu memilih untuk mencobanya, sehingga kegagalan adalah proses menuju keberhasilan, saya tergerak untuk membagikan pengalaman saya, bahwa gagal bukan akhir, tapi kegagalan adalah awal menuju keberhasilan.

Dalam mencoba membuat inovasi Biotetes, saya perlu proses 10 tahun masa penelitian sambil ujicoba, bayangkan 10 tahun bukan waktu yang sebentar, tapi juga bukan waktu yang terlalu lama bila berhasil, bila gagal dan menyerah maka waktu 10 tahun menjadi waktu sia-sia yang hanya menghabiskan harapan, dan selamanya kita akan di kenal sebagai “manusia gagal”, makanya saya engga mau “menyerah”, tapi saya selalu “berserah”, berserah pada Tuhan untuk diberi daya ingat ,mengingatkan apa yang saya sudah lakukan selama 10 tahun ber inovasi, dan luar biasanya saya bisa mengingat semua proses tahap, demi tahap sampai berhasil membuat produk bermanfaat.

Sebagai seorang yang tidak mempunyai latar belakang ke”ilmuan” saya harus banyak belajar, bisa belajar lewat ngobrol dengan petani, ngobrol dengan dosen yang saya kenal karena saya engga pernah kuliah, dengan teman siapa saja dan di mana saja, yang bisa saya tanya mengenai dunia pertanian, perikanan dan peternakan, juga banyak menanyakan sama Om Google walau kadang referensinya engga akurat, tapi saya belajar menganalisa semuanya.

Saya pernah menulis dalam artikel sebelumnya bahwa inovasi saya mulai dari “selera” saya, sebagai orang yang sehat, saya ingin bisa membuat produk yang hasilnya bisa memenuhi selera saya, selera soal cara aplikasinya yang harus simple, dosisnya kecil, engga perlu pake repot cari takaran ml atau takaran yang kadang engga ada di lapangan tempat kita bekerja, produk yang saat dikirim engga masalah dengan biaya, engga masalah dengan kemasan, dan produk yang bisa dibawa kemanapun tanpa membebani.

Proses demi proses dilewati dari kemasan botol 1.000 ml turun ke kemasan 300 ml turun lagi ke kemasan 100 ml dan akhirnya pakai kemasan 10 ml, dengan dosis takaran tetes ( semua kriteria sudah terpenuhi ) maka saya menyebutnya Biotetes, penamaan yang simple dan mudah di ingat, tapi semua proses harus saya lewati, dan satu saat akan menjadi sejarah untuk anak cucu saya, bila produk ini bisa di produksi secara masal dan dipasarkan ke seluruh DUNIA dan bisa mengharumkan nama Indonesia….dengan tulisan “produk inovasi unggulan buatan Indonesia” WOW saya engga bisa membayangkannya ……..saya kejar mimpi ini agar jadi kenyataan.

Saya suka dengan daging kambing, tapi saya engga suka dengan “aroma prengus” nya, saya suka dengan daging bebek tapi engga suka dengan “bau apek” nya, saya juga daging ikan bandeng, ikan mas, ikan nila, ikan patin tapi saya engga suka dengan “rasa anyep, abu amis, dan bau tanah”nya yang menurut saya sangat mengganggu walau sudah ditutupi dengan rekayasa bumbu rempah sekalipun, semua itu saya pikirkan, semua itu saya pelajari, dan akhirnya saya temukan solusi nya, dan semuanya saya buat dalam formula Biotetes, prosesnya engga lama hanya 5 tahun, lalu terus dikembangkan sampai bisa menghilangkan kadar kolesterol dalam semua bahan makanan hewani tersebut, saat ini saya sedang kembangkan pasar “daging sehat” dan saya memulainya di Bali dan di Malaysia.

Saya menamakan produk inovasi saya dengan “ayam sehat” bukan ayam organic, dengan hasil laboratorium menunjukan parameter bahan pangan yang sehat, misalnya untuk Daging Ayam Sehat, mengandung Protein tinggi, bebas Kolesterol, tinggi kadar Omega 3 – 6 – 9, bebas antibiotic, dan Kaya akan rasa ( biasanya saya demokan memasak daging tanpa bumbu untuk uji organoleptic ), sehingga konsumen diarahkan untuk bisa memilih produk pangan yang sehat, diantara banyak produk dengan berbagai merk dan label, pilihan ditangan konsumen.

Jangan ditanya berapa kali saya gagal, sudah banyak kali, tapi 1 keberhasilan sudah cukup dan kesimpulannya adalah kegagalan adalah proses menuju sukses…… kepuasan saya bila inovasi saya bisa memberkati banyak orang……

Inovasi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin

Salam inovasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline