Lihat ke Halaman Asli

Narasi Sejarah Sosial Papua

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul buku: Narasi Sejarah Sosial Papua – Bangkit dan Memimpin Dirinya Sendiri

Editor: I Ngurah Suryawan

Penerbit: Intrans Publishing

Cetakan ke-/Tahun: Pertama/2011

Tebal: 232 halaman

Saat ini terlihat sejarah rakyat Papua telah “dihilangkan” melalui beragam cara. Kini, tatkala rakyat Papua berbicara tentang sejarahnya selalu dianggap separatis, berbahaya dan patut diwaspadai. Pembersihan, penghapusan, dan peminggiran sejarah rakyat Papua dilakukan untuk membangun konstruksi bahwa Bangsa Papua tidak mempunyai sejarah dan Indonesia-lah yang datang sebagai mesias yang telah membawa “sejarah” bagi Bangsa Papua.

Pasca Pepera 1969, proses Indonesianisasi berlangsung secara masif di Tanah Papua. Beragam program pembangunan dikenalkan dengan meminggirkan pengalaman dan nilai-nilai sosial budaya rakyat Papua. Sistem pemerintahan yang oligarkis dan sentralistik telah menyebabkan Tanah Papua hanya menjadi objek pembangunan. Dan hingga kini proses diskriminasi terus terjadi.

Buku ini berusaha mengelaborasi tiga poin penting. Pertama, menguraikan kompleksitas status politik dan memetakan gerakan-gerakan “nasionalisme Papua” yang pernah terjadi. Kedua, gerakan-gerakan kontemporer yang memperlihatkan bangkitnya suara-suara yang terpinggirkan (subaltern), suara-suara gugatan dari para “nasionalisme Papua” terhadap status politik dan kehadiran Indonesia di Tanah Papua. Ketiga, beberapa artikel dalam buku ini mencoba merefleksikan bagaimana praktik kolonisasi dan respon gerakan sosial yang terjadi selama ini di Tanah Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline