Lihat ke Halaman Asli

Jendela Peradaban dan Identitas Bangsa

Diperbarui: 19 Desember 2024   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Jendela Peradaban dan Identitas Bangsa

Bahasa lebih dari sekadar alat komunikasi. Ia adalah arsitektur rohani suatu bangsa, peta pikiran kolektif yang merekam sejarah, nilai, dan cita-cita peradaban. Dalam setiap kata, kalimat, dan ungkapan, tersimpan jejak-jejak peradaban yang tak terpisahkan dari jati diri sebuah bangsa.

Cerminan Budaya dan Warisan Leluhur

Ketika kita berbicara, kita tidak hanya mengucapkan kata-kata. Kita membangkitkan kembali kisah leluhur, membawa warisan budaya, dan mengekspresikan pandangan hidup yang telah terbentuk selama ratusan bahkan ribuan tahun. Bahasa Indonesia, misalnya, bukan hanya medium komunikasi, melainkan simpul peradaban nusantara yang menyatukan keberagaman.

Kekayaan Semantik dan Kearifan Lokal

Setiap bahasa memiliki kekayaan semantik yang mencerminkan cara berpikir dan nilai-nilai budayanya. Dalam bahasa Jawa, terdapat konsep "unggah-ungguh" yang menggambarkan tata krama dan hierarki sosial yang mendalam. Di bahasa Dayak, puluhan istilah ada untuk menggambarkan berbagai jenis hutan, yang mencerminkan hubungan harmonis antara masyarakat dan alam. UNESCO menyebutkan bahwa bahasa-bahasa ini menyimpan pengetahuan lokal yang sangat berharga, yang akan hilang jika tidak dilestarikan.

Tantangan Degradasi Bahasa di Era Global

Namun, di tengah arus globalisasi, bahasa menghadapi ancaman serius. Generasi muda kini lebih fasih berbicara dalam bahasa asing daripada bahasa ibu mereka. Penggunaan bahasa gaul dan bahasa media sosial yang tidak terstruktur semakin mengikis keluhuran bahasa. Data UNESCO menunjukkan bahwa lebih dari 40% bahasa di dunia berisiko punah, dengan banyak bahasa lokal yang tidak lagi digunakan oleh generasi muda.

Konsekuensi Hilangnya Bahasa

Setiap bahasa yang punah adalah sebuah perpustakaan yang terbakar. Kehilangan bahasa berarti menghapus pengetahuan tradisional, kearifan leluhur, dan cara pandang unik tentang dunia. Sebagai contoh, punahnya beberapa bahasa di wilayah Asia Tenggara telah menyebabkan hilangnya teknik bercocok tanam tradisional yang hanya dapat diturunkan melalui komunikasi lisan.

Strategi Revitalisasi dan Pelestarian

Melestarikan bahasa bukan hanya tanggung jawab para ahli bahasa atau akademisi, tetapi merupakan tugas kita semua. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjaga kelestarian bahasa:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline