Bulan Maret 2023 ini Bank Negara Indonesia (BNI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS BNI itu digelar di tengah berbagai bencana ekologi akibat krisis iklim, yang terjadi di berbagai penjuru Nusantara, bahkan juga dunia. Krisis Iklim adalah persoalan yang tak asing bagi BNI. Bagaimana tidak, BNI selalu mengklaim sebagai pelopor green banking di Indonesia. Meskipun pada kenyataannya, BNI masih terus mendanai proyek-proyek energi Batu Bara, penyebab krisis iklim.
Terkait itulah, saya menulis sebuah artikel opini di kolom detik.com. Artikel itu berjudul, "Pesan Perubahan Iklim untuk RUPS BNI". Kenapa saya menuliskan artikel berjudul "Pesan Perubahan Iklim untuk RUPS BNI"? Jawabnya sederhana, saya ingin BNI benar-benar menjadi green banking yang peduli terhadap persoalan krisis iklim. Singkatnya, saya ingin BNI menghentikan pendanaan ke Batu Bara, penyebab krisis iklim dan mengalihkan pendanaannya itu ke energi terbarukan. Terlalu mahal ongkos sosial dan ekologisnya, bila isu perubahan iklim hanya sekedar menjadi gimmick atau pencitraan marketing saja.
Tanggal 1 Maret 2023, saya menerima email dari redaksi detik.com. Berikut isi lengkap email tersebut sebagai berikut: "Terima kasih atas partisipasi Anda dalam program Kolom. Artikel Anda telah disetujui dan dipublikasikan pada tanggal 2023-03-02 15:20:40 dengan judul Pesan Perubahan Iklim untuk RUPS BNI di Kolom detikNews."
Wow..senang dong.
Benar saja, pada 2 Maret 2023, sore hari, artikel saya dipublikasi di kolom detik.com dengan judul yang sama, "Pesan Perubahan Iklim untuk RUPS BNI". Namun, hanya beberapa saat saja, judul artikel sudah diganti oleh redaksi detik.com menjadi, "Pesan Perubahan Iklim untuk Sektor Perbankan". Tidak masalah, asal substansi dari artikel itu tidak dihilangkan. Celakanya, beberapa saat kemudian, bukan hanya judul artikel yang diganti, tapi juga artikel saya tiba-tiba lenyap di kolom detik.com.
Ada apa gerangan? Apakah ada lobby-lobby elite ekonomi-politik yang tetap menginginkan BNI, sebagai bank negara, tetap mendukung energi kotor Batu Bara? Ironis sekali, di saat pemerintah membuat utang baru melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk membiayai transisi energi, eh bank-bank milik negara justru terus mendanai energi kotor Batu Bara, penyebab krisis iklim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H