Lihat ke Halaman Asli

Firdaus Cahyadi

Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

HUT Ke-76: BNI di Persimpangan Jalan

Diperbarui: 27 Juni 2022   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Bulan Juli 2022, BNI berusia 76 tahun. Usia yang tentu saja tidak muda lagi. Sebuah usia yang harusnya lebih matang dan bijaksana. Sayang, di usia ke-76 itu bank papan atas milik negara itu justru masih memilih mendanai energi kotor batu bara. 

Padahal, bukan rahasia lagi bahwa batu bara penyebab polusi udara dan krisis iklim. Bukan hanya itu, beberapa tambang batu bara dan PLTU juga menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitarnya.

Data International Energy Agency (IEA) memperkirakan tambang batu bara Indonesia menghasilkan 1, 18 juta ton metana, yang setara dengan 101 juta ton CO2. Jumlah ini hampir dua kali lipat emisi CO2 Jakarta. Bayangkan, betapakotornya energi batu bara yang masih didanai oleh BNI ini.

Beberapa waktu yang lalu, BNI memang menerbitkan Green bond. Green bond itu diklaim sebagai bukti bahwa BNI menjadi salah satu pelopor green banking (bank hijau: bank yang peduli terhadap kelestarian alam).  

Tapi, itu hanya sekedar gimmick marketing saja. Tanpa adanya komitmen untuk menghentikan pendanaan ke proyek batu bara, green bond itu hanya sekedar gimmick marketing. gimmick adalah sesuatu berupa alat atau trik yang berguna untuk menarik perhatian dengan mengelabui pihak lain yang menjadi target audience dalam komunikasi.

Mengutip data dari Moody's Investor Service, pada tanggal 23 November 2021, perusahaan tambang batu bara ABM Investama mengumumkan bahwa mereka mendapatkan pinjaman sebesar 100 juta USD dari dua bank BUMN, salah satunya adalah bank BNI. 

Sebelumnya, pada April 2021, Bank BNI terlibat dalam pemberian kredit sindikasi pada Adaro. Adaro sendiri merupakan produsen batu bara terbesar kedua di Indonesia yang memiliki cadangan batubara sebesar 1, 1 miliar ton.  

Dapat dikatakan, di usianya ke-76, BNI sedang ada di persimpangan jalan antara paradigma usang yang terus memupuk laba dengan mendanai energi kotor batu bara dengan daya rusaknya terhadap alam, atau berhenti mendanai energi kotor itu dan mulai beralih, dengan sungguh-sungguh, mendanai energi terbarukan yang bersih. 

Jika CEO (Cief Executive Officer) BNI masih memilih untuk mempertahankan paradigma usangnya dengan mendanai energi kotor batu abra, cepat atau lambat, bank itu akan menjadi bagian dari pihak-pihak yang ikut mendanai kerusakan alam. Usia ke-76 adalah babak baru sejarah bank milik pemerintah itu. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline