Lihat ke Halaman Asli

Firdaus Cahyadi

Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

HUT RI Ke-76, Aktivis Lingkungan Desak BNI Keluar dari Pendanaan Batu Bara

Diperbarui: 16 Agustus 2021   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Menjelang HUT RI ke-76,  krisis iklim semakin buruk. Bencana ekologi telah terjadi di berbagai penjuru dunia dan tanah air. Terkait dengan itulah, aktivis lingkungan hidup mendesak semua pihak berkontribusi dalam penyelamatan bumi dari ancaman perubahan iklim. Salah satu pihak yang didesak itu adalah BNI.  

Sisilia Nurmala Dewi, Koordinator Indonesia Team Leader 350.org mendesak BNI segera keluar dari pendanaan proyek energi kotor batu bara. 350.org sendiri adalah sebuah organisasi lingkungan hidup internasional yang memiliki fokus pada krisis iklim. 

Organisasi ini memiliki tujuan mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke energi terbarukan dengan membangun gerakan akar rumput global.

"Tahun ini, Indonesia berusia 76 tahun, salah satu tujuan kemerdekaan adalah hadirnya negara dalam melindungi keselamatan warganya, termasuk dari ancaman bencana akibat perubahan iklim," ungkap Sisilia Nurmala Dewi, "Bank-bank BUMN pun memiliki kewajiban untuk seiring dan sejalan dengan kewajiban negara tersebut."

Untuk itulah, lanjut Sisil, HUT RI Ke-76 ini harus menjadi momentum bank-bank milik negara, termasuk BNI, untuk memperkuat komitmennya terhadap lingkungan hidup. "Salah satu wujudnya adalah menghentikan pendanaan untuk proyek-proyek batu bara," katanya.

Menurut Sisil, batu bara adalah energi fosil yang paling kotor. "Limbah batu bara membahayakan kesehatan," jelasnya, "Selain itu emisi dari batu bara ini akan membuat bumi semakin panas, akibatnya bencana ekologi akibat perubahan iklim akan semakin sering terjadi dengan skala yang mematikan."

Data inventori Gas Rumah Kaca, penyebab krisis  iklim, dari Kementerian ESDM menunjukkan di tahun 2015 PLTU batubara menyumbang emisi sebesar 122.5 juta ton CO2e atau 70% dari seluruh emisi pembangkit listrik (Data inventory Emisi GRK Sektor Energi. Kementerian ESDM 2016).

"Jika proyek-proyek batu bara ini terus didanai oleh perbankan, bencana ekologi akan lebih sering terjadi dengan durasi yang lebih lama dan intensitas lebih tinggi," tegasnya, "Kini di berbagai belahan penjuru dunia, telah terjadi banjir, badai, gelombang panas yang menimbulkan korban jiwa.

Sementara di Indonesia, Berdasarkan data BNPB, di 2020 telah terjadi 2.925 bencana di Indonesia, yang didominasi  bencana hidrometeorologi. Dengan rincian, kejadian banjir sebanyak 1.065 kejadian, angin puting beliung sebanyak 873 dan tanah longsor 572 kejadian."

Laporan badan PBB, Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel Climate Change/IPCC) terbaru juga mengungkapkan bahwa perubahan iklim makin cepat terjadi. Situasi ini akan makin buruk jika tidak ada aksi sekarang.

Celakanya, BNI masih saja mendanai proyek-proyek batu bara. "Laporan lembaga Urgewald, yang berbasis di Jerman, menunjukkan BNI adalah satu diantara 6  bank Indonesia pemberi pinjaman ke perusahaan batu bara selama 2018 - 2020," jelasnya, "Ironis, BNI yang katanya memiliki produk yang sesuai untuk anak muda, justru ikut serta membunuh masa depan anak muda."Untuk itu, tidak bisa tidak, BNI harus segera menghentikan pendanaan untuk proyek batu bara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline