Lihat ke Halaman Asli

Firdaus Cahyadi

Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Neno Warisman, Kulihat Kebencian di Matamu

Diperbarui: 25 Februari 2019   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Neno Warisman, kembali mendapat sorotan publik, terkait doa politiknya, yang dinilai sebagaian kalangan justru mengancam Allah SWT. Sebelumnya, mantan artis itu mendapat cibiran masyarakat terkait dengan penggalangan dana sumbangan kampanye untuk capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Bagaimana tidak, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno adalah capres yang kaya raya. Bahkan, dalam debat capres ke-2, terungkap Prabowo Subianto memiliki konsesi lahan ratusan ribu hektar. Bandingkan dengan jutaan petani miskin yang justru tak punya tanah. 

Terkait dengan penggalangan dana mantan selebritas itu sudah saya tulis di Kompasiana dengan judul, "Meluruskan Seruan Jihad Harta Neno Warisman"

Kembali ke doa Neno Warisman yang dinilai mengancam itu. Apa dan bagaimana isi doa mantan selebritas itu?

Penggalan pusi dan doa mantan selebritas itu sebagai berikut:

......

Karena jika Engkau tidak menangkan

Kami khawatir ya Allah

Kami khawatir ya Allah

Tak ada lagi yang menyembah-Mu
.......

Setelah mendapatkan kritik dan cibiran dari berbagai pihak, seperti biasa, kubu Prabowo Subianto pun mengelak. Seperti ditulis di salah satu media online,  Jubir BPN, Andre Rosiade mengatakan, puisi Neno mengutip doa Rasulullah saat menghadapi perang badar. Puisi itu ditujukan kepada umat Islam secara umum, bukan dalam konteks politik. Namun, jika kita melihat konteks saat puisi itu diucapkan sulit untuk tidak mengatakan itu terkait dengan pilpres 2019. Lagi pula atas dasar apa doa Rasullah dalam perang Badar dikutip dalam acara, yang semangatnya sudah begitu kentara mendukung capres Prabowo-Sandiaga Uno?

Indonesia tidak sedang dalam kondisi perang seperti pada perang Badar. Indonesia sedang dalam kondisi damai. Jika kemudian doa pada saat perang dibacakan di saat kondisi damai, tentu bisa menyesatkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline