Lihat ke Halaman Asli

Firdaus Cahyadi

Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Blogger Harus Melek Politik

Diperbarui: 2 Februari 2017   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Blogger masa depan itu seperti apa sih? Mungkin pertanyaan yang sering menganggu pikiran kita. Pertanyaan itu menjadi relevan di saat lalu lintas informasi begitu cepat. Bukan hanya lalu lintas informasi yang cepat tapi juga hoak alias kabar bohong. Berita hoak seringkali terkait dengan persoalan ekonomi-politik.

Para penyebar hoak memanfaatkan titik lemah prilaku para pengguna internet saat ini. Apa titik lemah para pengguna internet saat ini? Pertama, mengejar kecepatan, mengorbankan kedalaman. Para pengguna internet cenderung ingin serba cepat, termasuk informasi. Ia tidak butuh lagi informasi yang dalam mengenai sebuah persoalan. Nah, para pengguna internet seringkali langsung share saja meski belum memahami informasi itu secara utuh. Bahkan seringkali langsung share ke media sosial sebuah informasi hanya sekedar setelah membaca judulnya doang.

Kedua, malas baca buku. Prilaku malas membaca buku ini saling terkait dengan prilaku pertama tadi yaitu mengejar kecepatan, mengorbankan kedalaman. Kehadiran mesin pencari adalah sebuah kemudahan untuk mencari informasi di internet secara cepat. Nah, gara-gara sering memanfaatkan kemudahan mesin pencari itulah, para pengguna internet malas baca. Mereka merasa bila semua informasi dan pengetahuan sudah ada di tangan mbah google (maaf menyebut nama perusahaan). Karena itulah buku ditinggalkan.

Prilaku buruk sebagian besar pengguna internet inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh penyebar hoak. Sehingga tak perlu terkejut bila kemudian justru berita hoak yang menjadi viral. Pertanyaannya adalah kepada siapa para penyebar berita hoak ini?  Karena berita hoak ini erat kaitannya dengan kepentingan ekonomi-politik, maka jelas mereka bekerja untuk melayani para tuannya terkait dengan kepentingan ekonomi-politiknya. Biasanya berita hoak ditujukan untuk menyudutkan pihak terntentu dengan sebuah informasi sumir tanpa verifikasi.

Dalam konteks inilah, blogger masa depan harus melek politik. Melek politik ini tidak harus bergabung dengan kelompok politik tertentu, tapi sadar terhadap situasi politik yang sedang terjadi. Kenapa blogger harus melek politik? Ya, dengan melek politik, seorang blogger mampu menjaga kewarasannya terkait dengan pertarungan politik yang sedang terjadi. Dengan menjaga kewarasan ini, seorang blogger mampu memberikan pencerahan terhadap sebuah persoalan atau wacana yang sedang diperdebatkan dan menjadi viral di internet.

Blogger yang melek politik juga dengan cermat akan mengkritisi berbagai persoalan yang seringkali disembunyikan oleh kekuasaan, baik kekuasaan politik maupun ekonomi, dengan wacana lain. Wacana terkait politik identitas yang berdasarkan perbedaan SARA seringkali menjadi wacana untuk menutupi persoalan yang sebenarnya sedang terjadi. Kenapa demikian? Karena politik SARA ini lebih mengedepankan emosi daripada akal sehat, sehingga publik mudah terbuai dan mabuk sehingga luput memperhatikan dan melihat persoalan mendasar yang sebenarnya sendang terjadi.

Menggalang blogger yang melek politik ini menjadi tugas berat para blogger kedepannya. Kenapa demikian? Karena menggalang blogger yang melek politik membutuhkan ketrampilan pengorganisasian bukan hanya menulis artikel, apalagi sekedar share dan re-teweet. Inilah PR kita bersama membangun blogger yang melek politik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline