Lihat ke Halaman Asli

Firdaus Cahyadi

TERVERIFIKASI

Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Ketika Gubernur DKI Memunggungi Lautan

Diperbarui: 5 April 2016   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita telah lama memunggungi samudra, laut, selat, dan teluk. Maka, mulai hari ini, kita kembalikan kejayaan nenek moyang sebagai pelaut pemberani. Menghadapi badai dan gelombang di atas kapal bernama Republik Indonesia,” ucap Joko Widodo (Jokowi) saat pelantikannya menjadi Presiden Republik Indonesia ke-7, pada Senin (20/10/2014).

Masih ingat kata-kata Presiden Jokowi itu? Ya, tentu saja. Itu adalah pidato yang keren dan menumbuhkan kembali harapan terhadap kejayaan kita sebagai bangsa dengan sejuta lautan. Sebagai negara kelautan sudah pasti upaya memunggungi lautan itu harus kita hentikan. Memunggungi lautan adalah tindakan yang tercerabut dari realitas sosial.

Namun, entah mengapa justru tindakan memunggungi lautan itu kini diperlihatkan secara nyaris telanjang di depan mata Presiden Jokowi. Ya, tindakan memunggungi lautan itu dipertontonkan oleh kolega Jokowi saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kini, Ahok, sang Gubernur DKI Jakarta pengganti Jokowi tanpa merasa risih justru ingin terus melanjutkan proyek reklamasi Pantai Jakarta yang sarat korupsi, berpotensi merusak ekosistem pesisir dan menyingkirkan nelayan dari sumber-sumber kehidupannya.

Harian The Jakarta Post hari ini menurunkan headline dengan judul, "Reclamation must go on: Ahok". Gubernur Ahok bersikeras meneruskan proyek yang memunggungi lautan itu meski jelas-jelas ada salah seorang anggota DPRD DKI Jakarta yang tertangkap tangan oleh KPK terkait kasus korupsi di proyek Reklamasi.

Ada apa ini?

Mengapa Ahok, yang oleh kelas menengah di Jakarta dipuja sebagai tokoh anti-korupsi itu, justru bersikeras melanjutkan proyek reklamasi yang sarat korupsi?

Mengapa pula Presiden Jokowi hanya bisa diam, ketika visinya tentang poros maritim, justru dilecehkan oleh proyek reklamasi Pantai Jakarta, tepat di depan matanya?

Presiden Jokowi sebagai seorang yang dipilih secara langsung oleh ratusan juta rakyat Indonesia tidak sepantasnya diam dan sungkan ketika visinya tentang kelautan diinjak-injak justru oleh mantan wakilnya saat menjadi Gubernur DKI.

Bicaralah Pak Jokowi, Bertindaklah Pak Jokowi. Anda memiliki kekuasaan yang besar untuk menyelamatkan kehancuran pesisir Jakarta dari proyek reklamasi yang sarat korupsi itu. Anda memiliki kekuasaan penuh menyelamatkan para nelayan Jakarta dari proyek reklamasi yang diperuntukan bagi segelintir kaum kaya di Jakarta itu. Bertindaklah Pak Jokowi, segera hentikan reklamasi Pantai Jakarta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline