Lihat ke Halaman Asli

Saatnya Mengukir Sejarah sebagai Pemegang Presidensi G20 2022

Diperbarui: 31 Juli 2022   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: g20.org

Di bulan November 2022 menjadi bulan spesial bagi Indonesia. Pasalnya di bulan ini Indonesia akan menggelar acara puncak Presidensi G20 Indonesia, Bank Indonesia yang akan dilaksanakan di Bali.

Presidensi Group of 20 (G20) telah berlangsung selama satu tahun, di mulai dari 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Namun puncaknya akan digelar pada Oktober hingga 30 November 2022 mendatang di Bali.

Sejak Desember 2021 Presidensi G20, Bank Indonesia telah resmi dibuka oleh Presiden Jokowi. Hal itu sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara berkembang pertama yang menjadi tuan rumah G20.

Presidensi G20, Bank Indonesia tersebut beranggotakan 20 negara berkembang dan maju dengan GDP terbesar di dunia. Adapun 20 anggota G20 itu terdiri dari Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Dalam gelaran ini, Presidensi G20, Bank Indonesia telah mengusung Semangat Pulih Bersama dengan tema "Recover Together, Recover Stronger". Tema ini diangkat oleh Indonesia, karena sampai saat ini di seluruh dunia masih dalam tekanan perekonomian lemah akibat pandemi COVID-19.

Karena itu kehadiran Presidensi G20, Bank Indonesia di tanah air diyakini akan mendongkrak perekonomian masyarakat kecil, utamanya warga Bali yang menjadi tempat digelarnya puncak Presidensi G20 Indonesia, Bank Indonesia.

Juru Bicara Presidensi G20, Maudy Ayunda mengatakan pandemi ini telah membuat semua kalangan sadar bahwa sektor kesehatan dan ekonomi saling terkait dan bergantung satu sama lain. Sebagai contoh, pandemi telah menyebabkan terjadinya resesi ekonomi Indonesia sejak Maret 2020 lalu.

"Resesi ekonomi Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Di mana produk domestik bruto tercatat turun 2,07%," kata Ayunda belum lama ini.

Oleh karena itu koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan di seluruh negara menjadi sangat penting.

Hal itu selain mengatasi resesi ekonomi di seluruh negara yang terdampak pandemi, juga untuk mengatasi pandemi global berikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline