Lihat ke Halaman Asli

Cerpen: Dunia Bunga yang Terancam

Diperbarui: 17 Juni 2021   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia bunga. (Sumber Ilustrasi: Pixabay)

"Aduh!" seru si gadis.

"Kenapa?" si nenek dibelakangnya bertanya.

"Terlalu ketat, Nek!"

"Ketat apanya? Setelan ini pas buatmu. Anak tuan pengacara itu pasti terpesona melihat kau memakai gaun cantik ini."

"Oh, aku tak sempat membayangkannya." Kata si gadis sambil meringis penuh keringat.

Sore itu, si gadis hendak pergi ke rumah pengacara. Ia diundang pesta, karena anak si pengacara akan pindah ke luar kota. Jadi sebelum anaknya pindah, ia mengundang semua orang untuk datang ke rumahnya, termasuk si gadis.

"Kenapa kau ikut?" tanya si gadis sambil berjalan kesana.

"Kalau aku tak ikut, aku sendirian di kamarmu." sebuah suara terdengar dari dalam tas si gadis.

"Huh, kau selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Saat aku tidur kau ikut tidur disebelahku. Saat aku pergi keluar kau juga meminta ikut. Kau memang tak betah sendirian ya?"

"Haha. Sendirian akan membuatmu bingung mau melakukan apa. Jadi aku mengikutimu biar ada teman berbagi bingung."

"Kalau bingung tak usah dibagi. Kasihan temanmu, tahu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline