Lihat ke Halaman Asli

Cerpen: Si Nona Kebun dan Tangan Ajaibnya

Diperbarui: 8 Mei 2021   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si nona kebun. (Sumber Ilustrasi: Pixabay)

Hari itu sangat cerah. Matahari berdiri dengan tegak di atas langit. Burung -- burung beterbangan, mencari secuil berkah di bumi. Dan beberapa emprit bernyanyi di atas dahan pohon jambu.

Tampak dua orang muda duduk di kebun kecil. Yang satu pemuda bertubuh sedang, dan yang satu nona muda berparas cantik. Mereka dikelilingi oleh berbagai tumbuhan yang rimbun dan segar.

"Dua tahun lalu begitu istimewa." Kata si nona.

"Maksudmu?"

"Dua tahun lalu.. itu saat pertama kali aku menemukan pohon itu, dan tak kusangka dia membawaku seperti sekarang." Katanya sambil menyapu pandangan ke pepohonan rimbun itu.

"Oh, aku ingat. Waktu itu kau kalah main petak umpet denganku, kan?" goda si pemuda.

"Aku tak kalah. Aku cuma membiarkan kau menang."

"Ah, sama saja. Jangan cari alasan, kalau kalah ya bilang kalah saja!"

Si nona meninju perut si pemuda, tapi si pemuda berhasil menangkisnya.

"Tapi meski kalah, kau hebat juga." Kata si pemuda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline