Lihat ke Halaman Asli

Garam Dapur

Diperbarui: 3 April 2021   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Putih bersih
Halus menyerbuk
Terbungkus rapi

Garam itu memancing selera
Ludah kutelan
Sambil mengajaknya bercerita

Aku ingin menjamahnya
Tapi takut mengotorinya

Aku ingin menyesapnya
Tapi was-was menghantuiku

Nanti kalau habis, bagaimana?
Nanti tak bisa makan lagi, bagaimana?

Aku mencoba melawan diriku
Mengalihkan pandangan ke lainnya

Panci, cuka dan kecap duduk di depanku
Tapi garam tetap mengelabui

Aku beranjak dari kursi
Mencoba memunggunginya
Namun pesonanya
Menarikku tuk menoleh ke belakang

Aku berhenti
Masih berdiri dan menatapnya
Mendengar bisikan hati

Garam itu selezat gula
Tak bisa kumiliki
Karena ia ada di dapur
Dan aku jauh dari dapur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline