Putih bersih
Halus menyerbuk
Terbungkus rapi
Garam itu memancing selera
Ludah kutelan
Sambil mengajaknya bercerita
Aku ingin menjamahnya
Tapi takut mengotorinya
Aku ingin menyesapnya
Tapi was-was menghantuiku
Nanti kalau habis, bagaimana?
Nanti tak bisa makan lagi, bagaimana?
Aku mencoba melawan diriku
Mengalihkan pandangan ke lainnya
Panci, cuka dan kecap duduk di depanku
Tapi garam tetap mengelabui
Aku beranjak dari kursi
Mencoba memunggunginya
Namun pesonanya
Menarikku tuk menoleh ke belakang
Aku berhenti
Masih berdiri dan menatapnya
Mendengar bisikan hati
Garam itu selezat gula
Tak bisa kumiliki
Karena ia ada di dapur
Dan aku jauh dari dapur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H