Kepak elang kan terdengar
Benih tanaman kan bertemu
"Apa maksudnya ini?" katanya sambil garuk -- garuk kepala.
Tak tahu dengan isi kalimat di kertas itu, pemuda itu menaruhnya ke dalam sakunya kembali. Lalu ia mengeluarkan secarik foto lusuh. Foto seorang gadis.
Saat ia menatap wajah teduh gadis itu, tanpa sadar ia kedatangan tamu. Seekor serigala, tidak begitu besar, telah berdiri di depannya. Air liurnya menetes dan taringnya tampak mencuat.
Si pemuda segera bangkit mengambil tombak dari punggungnya. Pertarungan tak bisa dihindarkan. Si pemuda berkali -- kali menghujamkan tombak, namun serigala selalu menghindar dengan cepat.
Pemuda itu terlalu lelah untuk bertarung. Ia sadar ia tak bisa menang. Ia bersiul kencang memanggil kudanya, namun ternyata kudanya telah hilang. Pemuda itu berlari melintasi lereng.
Ia tak tahu di ujung jalan ada jurang. Kakinya sudah terlanjur tak menginjak tanah. Ia terjatuh berguling -- guling lalu tak sadarkan diri. Sementara serigala hanya berdiri di atas tebing, lalu kembali ke arah gunung.
**
Siang itu cerah. Awan dan langit memayungi puncak gunung. Suasana tenang, namun sesekali terdengar suara kicauan burung, nyanyian cenggeret dan lenguhan banteng.
Sinat matahari dari atas menyilaukan mata pemuda. Ia membuka matanya pelan -- pelan, dan melihat beberapa wajah tak dikenal sedang menatapnya.