Di suatu desa, seorang kusir mengantar penumpangnya melewati hutan. Kusir itu mencambuk dua kudanya agar berjalan lebih cepat. Namun delman itu terhenti saat hendak menyeberangi sebuah jembatan.
"Ada apa, Kusir?" Tanya si penumpang.
"Entahlah, kuda -- kuda ini tiba -- tiba berhenti. Mungkin karena ada badai." Jawabnya sambil menengok ke atas langit yang gelap.
"Aku tak peduli dengan badai. Pokoknya cepat antar aku ke kota. Kalau kau tak mencambuk kudamu, aku sendiri yang akan mencambukmu!"
"Tunggu dulu, Tuan. Aku dengar disini ada Lemah Geni."
"Lemah apa?"
"Lemah Geni. Arwah penunggu hutan ini. Sebulan yang lalu ada yang kesurupan dan tidak lama tubuhnya terbakar sampai hangus."
Sang kusir mencambuk dua kudanya, namun mereka tetap tak bergerak. Sedangkan langit tambah gelap dan angin semakin kencang, membuat sepasang manusia itu terpaksa bermalam di sebuah penginapan dekat sana.
**
Pondok itu juga tak kalah gelap dengan langit. Hanya beberapa lampu petromak yang meneranginya. Seorang pelayan tua menyambut dengan senyum kaku.