Dulu, saat aku masih muda dan berjiwa kesatria
Aku menjelajah Negeri Pizza
Disana aku menggenggam sebuah roti lembut
Berisi daging segar dan sangat kokoh
Ditambah sayur yang rentan tapi punya kandungan tinggi
Mulutku berpikir, bagian mana dulu yang harus kugigit?
Aku menatap roti, dengan kelembutannya pasti gigiku jadi ceria
Hari - hariku akan seru, dan akhir pekanku jadi menyenangkan
Namun roti ini amat manja, membuatku lelah menuruti gemas dan manisnya
Tak jadi, ah
Aku melirik sayur, yang tinggal selembar dan nampak berkerut
Sungguh ringkih dan tak berdaya
Tapi ia banyak asam garam
Saat aku hendak melahapnya, terbayang rasa hambarnya, rasa hampanya, dan rasa nihilnya
Tak ada gairah untuk memakannya
Malah membuatku hilang selera
Kulihat masih ada daging di tengah
Aku coba mengamati teksturnya
Lebih segar dibanding sayur
Lebih bergizi dibanding roti
Lebih kokoh tampaknya
Namun saat kupicingkan mata
Serat - serat halus berbaris rapi didalamnya
Itu akan menyelip di sela - sela gigi renggangku
Membuatku sibuk mencabutnya satu demi satu
Hingga tak bisa tidur saat malam hari
Apa gunanya kuat kalau tak bisa lelap saat gelap?