Lihat ke Halaman Asli

Rindu Rumah

Diperbarui: 5 Desember 2020   01:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat air laut surut
Tanah tergelincir
Daun terbelai angin
Aku kembali nmelanglang buana
Meneliti semesta
Dengan ujung jarum kecerdasan

"Apa ini?"
"Kenapa begitu?"
"Bagaimana bisa?"
Adalah benang yang kurajut
Harapku, akan tercipta kain lebar
Yang mampu membungkus tubuhku
Dengan merah menyala
Dan rias mempesona

Sampai waktu bertanda koma
Ternyata bukan hanya aku
Banyak pengembara datang, lihat dan menang
Menurutku

Namun kadang aku malu
Pada daun talas yang goyah
Dan lumpur danau yang becek

Tendanglah pohon randu, ia takkan mengomel
Pujilah air, tak bakal ia rindu
Semua mengarah kesana
Kembali ke pohon, kembali ke pondok

Karena itulah rumah
Yang dirindukan oleh banyak petualang
Yang terlalu jauh bermain
Dan lupa akan tanah air

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline