Lihat ke Halaman Asli

Syair Sang Buaya

Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat dua buaya merasa bersatu di dua dunia 
Merasa utuh bagai jemari kanan dan kiri yang saling menggenggam 
Saat itulah keduanya ditimang - timang oleh air tenang yang menenggelamkan 

Wahai buaya sayang,
Janganlah engkau berkeinginan tuk bertemu, karena yang kau temukan hanyalah keinginanmu bukan diriku 
Janganlah engkau berharap bisa menatapku, karena yang kau tatap cuma air mata palsu dan senyum dari hati yang bisu
Aku berujar begitu, karena tak mau engkau terluka, dan tak ingin aku berduka

Aku bisa menggoyang Gunung Merapi, dan menyobek Laut Hindia
Namun diriku terlalu lemah untuk mengabaikan keindahanmu, yang hanya sebutir kerikil dan setetes air
Menghalangi kokohnya gunung dan luasnya samudera

Biarlah waktu terus melata, tanpa tahu yang mana ekor dan yang mana kepala
Mencintai bisa menyiksa, kalau dijinjing oleh pengetahuan semata
Jadi aku berdoa agar aku tak mampu lagi berdoa

Pertemuan akan sirna, diganti dengan perjumpaan dengan hampa
Karena
Bertatap muka denganmu, aku tak tahu wajahku akan kupalingkan kemana, dan mulutku akan berkata apa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline