Dua buah bikang tersaji di mataku
Yang satu tampak banyak warna, kaya aroma
Kembarannya sebaliknya
Pudar dan tak bertanda
Banyak warna itu enak, asyik dan seru
Aroma membumbui rasa
Bagai kembang api di tahun baru
Saat kalender berganti
Mana kemeriahan rasa tadi?
Lalu kulirik bikang lain
Tak mencolok, tak terbebani
Tak banyak rasa, sedikit asal cukup
Bagai awan kapas di siang hari
Saat badai datang
Mana kepolosan rasa tadi?
Dua buah bikang tersaji di mataku
Kini aku tak berbincang dengan mereka lagi
Aku melihat mataku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H