Lihat ke Halaman Asli

Sebutir Nasi

Diperbarui: 16 Oktober 2020   04:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat melihat butiran nasi terjatuh dan membiarkannya
Saat itu aku merasa hina
Bagai seorang raja bertahta
Yang tak puas dengan istana dan budaknya

Butir nasi yang kujatuhkan
Lantas dikunjungi kaki semut
Daging segar, pikirnya
Lalu ia pesta pora dengan kawan lamanya

Mereka gembira
Bagiku sebutir, bagi mereka camilan raksasa
Iri muncul dari balik perapian jiwa
Menyalakan bara nelangsa
Memenuhi tungku duka

Aku lihat
Aku punya kapal berusia ribuan kalpa
Aku tinggal di dalam khayangan yang khayal
Kurang apa hidupku?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline