Lihat ke Halaman Asli

Lonceng dan Impianku

Diperbarui: 5 Oktober 2020   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terdengar lonceng dari selatan kota
Aku terperanjat saat malam itu
Diterangi purnama yang bangun dari kegelapan
Menyapu langit hitam dan menebas debu - debu awan

Telah lama kunantikan saat ini
Saat yang jauh pada waktu dulu
Dan begitu dekat pada masa kini
Hingga menyatu dengan kulit keringku
Mengalir bersama darah kotorku
Dan keluar masuk ditemani udara pengap

Jadi aku berjanji
Tuk hidup dalam roda dunia dan berputar di sekitar porosnya
Mencantolkan kenangan di atas ruas - ruasnya
Mengulur harapan ke bawah putaran

Kalau aku jadi timun, aku akan menyegarkan lidah - lidah penjilatku
Kalau aku kucing, aku akan menyenangkan mata - mata yang sepat
Kalau aku air, kan kutetesi telinga dan tenggorokan yang seret

Aku bisa menjadi apapun dan siapapun, kalau aku mau menjadi
Namun aku juga tak bisa melakukannya, karena aku hanyalah aku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline