Lihat ke Halaman Asli

Nyamuk Petempur

Diperbarui: 12 Agustus 2020   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu malam yang bisu dan remang, aku bersandar kepada kesunyian
Sunyi ala gua Jepang, tapi ayem bagai berada dalam pondok tengah hutan
Pernah seorang bertutur, di sini bukan tempatnya ketenangan
Akan kau temui duri menyayat kaki, siulan mengusik telinga, dan palang-palang dadakan
Karena dunia adalah tempat pertukaran

Aku tak percaya bualan manis itu, karena kini dunia bersamaku
Rangkul ia, maka pagimu takkan terganggu
Peluk ia, maka malam kan jadi teman dekatmu
Begitu yakin dan kudekap erat mereka, sampai diriku tak terburu waktu dan nafsu
Aku damai, dan tak kan ada yang bisa menukarnya

Saat hening dan sepi kembali menyelimutiku, seekor nyamuk datang dan merayuku
Pipiku tergores oleh ciuman mesranya
Setitik darah membekas, menyalakan gairah untuk menyergapnya
Aku makin melawan, ia maju makin tanpa enggan
Di tengah riuhnya dengingan, samar kudengar rintihan lirih
"Tak akan ku kalah, karena aku hidup bukan untuk kalah"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline