Lihat ke Halaman Asli

Sepeda Ontel Milik Pak Cik

Diperbarui: 29 Mei 2020   03:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tua
Ringkih
Pelan
Sepeda ontel Pak Cik

Besinya sudah berkarat
Kulitnya telah terkelupas
Rantai seret

Pak Cik masih mengayuh
Berat dan lambat
Membonceng sekarung gabah

Jalan menanjak
Kayuhan makin berat
Sampai tak kuat lagi

Kayuhan berhenti
Ontel roboh
Pak Cik jatuh
Gabah tumpah
Bengkok, patah, berserakan

Pak Cik tertegun di tengah jalan
Duduk termenung, siku di lutut
Memandang itu semua

Ingin ia kembali
Menuruni jalan pulang
Ia lihat
Betapa leganya turunan itu

Lelah karena terus mengayuh
Jenuh karena terus mengulang
Pak Cik menghela napas panjang

Tapi ...
Jalan ke depan masih panjang
Menanjak dan menantang
Menciutkan nyali dan membakar ambisi

Pak Cik berdiri
Gabah diangkutnya
Ontel dikayuhnya

Pak Cik masih mengulang
Dan terus mengulang

Sampai kapan? Tanyanya

Pak Cik tak peduli
Kayuh saja, katanya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline