Lihat ke Halaman Asli

Kumpulan Pria Cerewet

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Hai semua, salam kenal ya. Ini tulisan pertamaku dan lebih tepatnya disebut opini. Baru beberapa hari aku jadi member di Kompasiana. Awalnya aku memang tertarik membaca berita2 ringan non ilmiah yang penulisnya bukan dari kalangan jurnalis. Yah, sekedar pengisi waktu luang saat aku lagi antri tiket bioskop, tunggu busway, atau pengundang kantuk. Facebook, Twitter, My Space, Tagged, aku sudah bosan. Situs Yahoo, Detik, Viva, bagiku itu hal biasa karena sudah pasti si penulis adalah orang2 yang mahir di bidangnya dan mempunyai standard tertentu dalam menerbitkan liputannya.

Kembali ke masalah judul tulisan ini. Terus terang, aku agak kaget juga sewaktu iseng mengintip topik berat seperti rubrik polhukam dan humaniora khususnya agama di Kompasiana. Artikelnya sih kebanyakan biasa2 aja dengan judul nyentrik dan sedikit norak. Seperti yang aku sebutkan tadi, namanya juga opini. Tapi tanggapan2 yang menyertai artikel itu loh! Koq bisa panjang banget ya? Anehnya lagi, sudah obrolan gak nyambung dan komentatornya hampir semua COWOK!

Ih, kalau menurut aku, artikel seperti itu jadi tanpa makna dan hilang gregetnya. Ada juga sih sebagian yang komentarnya baik dan bagus, tapi tetap dibantah terus. Aku malah berpendapat, mereka itu sekumpulan pria cerewet dan kesepian. Kalau kaum aku sih rasanya wajar2 aja, tapi kalau kaum pria? Please deh!

Buat yang merasa, maaf ya. Aku memang suka ceplas ceplos dan males basa basi. Xixixixi....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline