Statistik Kecelakaan Jatuh berdasarkan Ketinggian pada Atas Atap Bangunan
Bekerja pada atas atap bangunan merupakan kegiatan berisiko tinggi.
Bagaimana tidak?
faktanya dalam Februari 2021 masih ada 11 kecelakaan fatal pada Singapura, tiga antara lain merupakan kecelakaan dampak jatuh berdasarkan ketinggian
Kemudian pada Indonesia sendiri, tepatnya dalam lepas 08 Maret 2021, sudah terjadi kecelakaan kerja jatuh berdasarkan ketinggian (atas atap bangunan) pada galat satu PLTU pada Kota Semarang
Rentetan peristiwa ini adalah warning bagi seluruh pihak buat lebih mawas diri, lebih waspada & memperhatikan hal-hal yg sekiranya bisa membahayakan ketika bekerja dalam atap bangunan.
Bekerja pada atas atap bangunan
Nah, bekerja pada atas atap sebenarnya bisa terjadi pada aneka macam skenario misalnya konstruksi atap baru, pemasangan atap kanopi kaca buat teras mobil, pembongkaran, pengoperasian atau pemeliharaan gedung.
Pekerjaan pada atas atap pula bisa bersifat ad interim atau pada jangka saat pendek, misalnya saat melakukan inspeksi atau pemasangan kabel & pemeliharaan AC.
Sangat krusial buat memastikan keselamatan ketika bekerja pada ketinggian pada atas atap bangunan.
Ada poly potensi bahaya jatuh ketika mengerjakan atap yg meliputi:
- Jatuh pada atas tepi yg nir terlindungi (misalnya, sisi terbuka dalam titik akses atap)
- Terjatuh melalui bagian atas atap yg rapuh (misalnya, skylight, lembaran atap berkarat)
- Jatuh melalui bukaan dalam atap (misalnya, atap yg nir lengkap, palka atap)
- Tergelincir & jatuh berdasarkan atap yg miring (misalnya, atap genteng yg basah atau miring).