Lihat ke Halaman Asli

Skripsi Mahasiswa Made in Dosen

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142827150758006292

[caption id="attachment_376967" align="aligncenter" width="150" caption="Ilustrasi skripsi made in Dosen"][/caption]

Banyak anggapan dari berbagai kalangan akademik ataupun orang tua mahasiswa-mahasiswi yang berpikir jika skripsi merupakan momok yang sangat menakutkan, hal ini bagi penulis merupakan hal yang sangat wajar, sebab skripsi merupakan suatu tindakan yang di lakukan oleh kalangan akademik berupa penelitian untuk mengetahui atau memperbaiki/menciptakan suatu kondisi yang berguna bagi manusia. Skripsi itu sendiri dilaksanakan oleh kalangan mahasiswa pada semester delapan atau lebih dengan syarat sudah menyelesaikan semua mata perkuliahan yang dianjurkan oleh pihak kampus serta menyelesaikan SKS yang telah dikontrakkan sesuai dengan aturan yang telah ada.

Berdasarkan informasi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang datanya berasal dari BPS, bahwa jumlah lulusan Strata Satu (S-1) di Indonesia berjumlah 34 juta angkatan (2012) dengan tingkat pengangguran 610 ribu pengangguran intelektual di Indonesia. Namun terlepas dari statistik tersebut, penulis ingin mengungkapkan kenyataan bahwa di Indonesia dalam proses semasa kuliah, tidak selalu mahasiswa-mahasiswi mengerjakan tugas dan kewajibannya sebagai akademisi, sebab di dalam kampus itu sendiri memiliki joki untuk mahasiswa, alasan sederhana mengapa mahasiswa-mahasiswi menggunakan jasa joki tersebut adalah untuk tidak capek-capek membuat tugas kuliah seperti bahas presentasi, makalah dan tugas perkuliahan lainnya. Namun celakanya penulis juga menemukan praktek skripsi made in joki, joki itu memiliki latar belakang pekerjaan seperti guru honorer dan kontrak dari salah satu sekolah serta dari kalangan dosen itu sendiri. Sehingga, kualitas skripsi yang dihasilkan oleh para joki tersebut memiliki kualitas yang sangat bagus sekali, praktek tersebut sudah terjadi berlarut-larut tanpa ada tindakan yang sangat jelas.

Skripsi made in dosen merupakan alternatif yang paling diminati oleh para mahasiswa jika mereka memiliki uang yang banyak serta memiliki sifat yang malas. Sebab, kualitas skripsi made ini dosen memiliki tingkat “bahasa penelitian” yang lebih akurat dari pada skripsi hasil buatan joki manapun. Sehingga, dengan biaya berkisar dari 5 juta sampai dengan 7 juta maka pengerjaan dimulai dari proposal hingga skripsi semua dikerjakan oleh para oknum dosen tersebut. Praktek ini biasanya menyebar kepada beberapa kalangan mahasiswa yang promosinya dilakukan oleh dosen itu sendiri atau kalangan mahasiswa malas itu sendiri.

Oleh karena itu, hasil lulusan mahasiswa di Indonesia, beberapa diantaranya memiliki tingkat kualitas yang berada di level sedang atau bawah (tidak bermaksud mengeneralisasikan), akibatnya bangsa ini selalu berada diambang kehancuran dengan praktek tersebut. Seharusnya dari pihak kampus itu sendiri harus menyelidiki masalah tersebut, omong kosong jika pihak kampus tidak mengetahui praktek tersebut, sebab jika hal itu diabaikan maka yang dirugikan adalah kampus hasil lulusan mahasiswa malas tersebut sehingga kualitas dari kampus (citra) akan menjadi buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline