Lihat ke Halaman Asli

Daud Ginting

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Manuver Lihai Surya Paloh tentang Bacawapres Koalisi Perubahan

Diperbarui: 22 Februari 2023   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto : Kompas.Com/Tatang Guritno

Surya Paloh Ketua Umum Partai Gerindra memang seorang politikus memiliki jam terbang tinggi, dan sudah banyak makan asam manisnya politik.

Hal itu terlihat dari kelihaiannya sebagai "The King Maker" atau Tokoh Sentral di Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan.

Bahkan keberadaannya sebagai tokoh pioner atau pencetus pertama deklarasi Anies Baswedan mampu mengungguli niat Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah sejak lama mengatakan "Akan Turun Gunung" di Pemilu 2024.

Kelihaian dan kelicikan manuver Surya Paloh pertama sekali muncul saat pendeklarasian Anies Baswedan sebagai Capres oleh Partai Nasdem. Saat itu Partai Nasdem berhasil sebagai partai pertama mengusung Anies Baswedan, tetapi Surya Paloh menyisakan "pekerjaan rumah" dengan mengatakan penentuan pendamping atau Calon Wakil Presiden merupakan hak atau domain Anies Baswedan sendiri.

Secara kasat mata dalam hal ini Surya Paloh menunjukkan dirinya sebagai pigur yang bersih dan tidak ingin dianggap memonopoli keputusan di koalisi perubahan yang hendak mereka bentuk.

Surya Paloh selamat dalam hal ini, dan tidak memiliki beban berat untuk "bargaining position" dengan Partai Demokrat dan PKS yang sejak awal ingin menawarkan tokoh internal mereka sebagai Cawapres.

Selanjutnya memang penentuan bakal calon pendamping Anies Baswedan menjadi isi utama, dan jadi bahan tawar menawar diantara ketiga partai : Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS. Tetapi hal ini tidak menyeret Surya Paloh untuk larut membicarakan itu. Itulah salah satu strategi dan taktik lihai yang dimiliki Surya Paloh.

Perdebatan panjang tentang penentuan Calon Wakil Presiden pendamping Anies Baswedan akhirnya berlarut-larut tanpa kesepakatan yang jelas sehingga berakibat terhadap lambatnya kesepakatan bersama diantara ketiga partai untuk finalisasi koalisi dan deklarasi bersama Anies Baswedan. Bahkan berpotensi menyebabkan koalisi yang hendak dibentuk bubar.

Dalam perjalanan panjang dan melelahkan itu, tak ubahnya bagaikan "buying time" yang dilakukan Surya Paloh, menimbulkan sikap untuk tidak memaksakan diri bagi Partai Demokrat dan PKS mengusulkan kadernya internalnya.

Ditengah suasana yang kian mereda dari perdebatan soal Cawapres, Rabu (22/2/2023) Surya Paloh mengadakan pertemuan dengan Agus Harimurti Yudhoyono Ketua Umum Partai Demokrat di markas besar atau Kantor DPP Partai Demokrat. Pertemuan tersebut menurut Andi Malarangeng merupakan pertemuan balasan karena sebelumnya AHY sudah mengunjungi Surya Paloh di Nasdem Tower.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline