Berita melegakan di ujung bulan Januari 2023 memberi gambaran perekonomian dunia kini tengah mengarah ke pertumbuhan positif, serta muncul secercah harapan, dunia bakal terhindar dari terpaan kegelapan ekonomi.
Sebelumnya ada lelucon berbunyi :
"Jika Amerika bersin, maka semua negara dibelahan dunia ini akan kena Flu".
Sekarang hal itu tidak relevan lagi, karena di tahun 2023 saat pertumbuhan ekonomi Amerika masih melambat, justru perekonomian dunia di prediksi akan mengalami pertumbuhan signifikan, katalisatornya adalah ekonomi China yang diprediksi akan menggeliat paska keputusan melonggarkan Zero Covid 19.
Pembukaan kembali China menimbulkan pemulihan ekonomi dan keuangan global.
Setiap persentase poin pertumbuhan ekonomi China diperkirakan menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi negara lain sebesar 0,3 persen. Serta menimbulkan percepatan pertumbuhan ekonomi global, dan sangat terasa bagi negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan China.
Selain China, ternyata India juga memiliki peran penting menyumbang pertumbuhan ekonomi global, sehingga Asia merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi dunia.
Artinya sudah terjadi pergeseran Geoekonomi dari Amerika dan Eropa ke belahan dunia benua Asia.
Dua negara, China dan India menyumbang separoh pertumbuhan ekonomi global tahun 2023, sementara wilayah Amerika dan Eropah diperkirakan hanya menyumbang sebesar 10 persen pertumbuhan ekonomi global 2023.
Perekonomian China tahun 2023 diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,2 persen, sedangkan perekonomian India diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen di tahun 2023.