Paska deklarasi Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden besutan Partai Nasdem, banyak timbul pandangan sinis terhadap Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem.
Menetapkan Anies Baswedan sebagai Capres Nasdem dianggap terlalu dini dan over confidence, karena Partai Nasdem merupakan partai papan menengah.
Tidak memenuhi Presidential threshold, atau ambang batas pencalonan presiden sesuai Undang-Undang Nomor 7 tentang Pemilu.
Hasil Survey Litbang Kompas yang mengadakan survei tren pilihan partai politik yang dilakukan melalui tatap muka pada 24 September sampai 7 Oktober 2022, Nasdem dikategorikan sebagai partai papan menengah dengan tingkat elektabilitas 4,3 persen,
Saiful Mujani Research Center (SMRC) juga merilis hasil survei terkait tingkat elektabilitas partai politik, berdasarkan survei yang dilakukan secara tatap muka pada 3-9 Oktober 2022, menyajikan elektabilitas NasDem 5,4%.
Sesuai peraturan, partai Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain agar bisa bisa mengusung capres-cawapres dengan memenuhi 20 persen kursi DPR RI, atau 25 persen suara sah nasional pada pemilu 2019.
Surya Paloh sebagai politisi kawakan sudah pasti paham betul akan kondisi ini, dan memiliki kalkulasi serta strategi dalam mencalonkan Anies Baswedan. Salah satu hal menarik dicermati dalam kebijakan Surya Paloh ini, ada keuntungan yang dapat di petik Partai Nasdem dibalik pencalonan Anies Baswedan.
Surya Paloh sudah memperhitungkannya dengan cermat, dan menjadikannya sebagai strategi untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas partai Nasdem dengan menerapkan strategi "Ambush Marketing"
Ambush marketing merupakan salah satu strategi marketing kontraversial, berbeda dengan strategi marketing mainstream, atau berbeda dengan cara marketing yang dilakukan perusahaan umumnya.
Hal ini lajim dilakukan perusahaan dalam memasarkan produknya, baik untuk penetrasi pasar, segmentasi, targeting, positioning dengan cara gampang, biaya murah dan numpang terkenal.