Azas praduga tidak bersalah memang pantas diutamakan dalam melihat dugaan keterlibatan Anas Urbaningrum dalam kasus korupsi proyek Hambalang, terlibat atau tidaknya Anas dalam kasus tersebut akan dibuktikan oleh pengadilan. Namun dalam sepak terjang Anas Urbaningrum dalam menghadapi opini publik yang mempertanyakan keterlibatannya menarik untuk diamati, terutama melihat kelihaian Anas Urbaningrum dalam membangun opini publik.
Kelihaian Anas Urbaningrum menegakkan citranya tidak hanya untuk mengeleminir pandangan negatif publik dan konstituen Partai Demokrat, tetapi kemampuan Anas Urbaningrum juga diuji dalam menghadapi serangan yang muncul dari dalam selimut sendiri yaitu dari sebagian para elit partai demokrat terutama dewan pembina partai demokrat.
Dalam menghadapi serangan dari intern partai demokrat Anas Urbaningrum sebenarnya sangat terlihat memiliki kemampuan perlawanan yang baik dan sangat indah dipandang, dalam hal tersebut Anas Urbaningrum mampu memperlihatkan kemampuan keterampilan politiknya yang lebih santun, intelek dan merupakan gambaran potensi dirinya yang tergolong politisi muda potensial, berbakat dan memiliki talenta mumpuni. Tanpa membela apalagi mendukung bahwa Anas Urbaningrum tidak terlibat dalam kasus korupsi proyek Hambalang, dalam menghadapi kasus yang semakin lama semakin memojokkan dirinya, dalam hal ini Anas Urbaningrum sebenarnya mendapat penilaian plus dimata sebagian para pengamat politik karena kelihaiannya bermanuver dalam menghadapi persoalan tersebut.
Apabila nanti pengadilan benar memutuskan bahwa Anas Urbaningrum tidak terlibat dalam kasus proyek Hambalang maka diprediksi karir politik Anas Urbaningrum akan melesat tinggi dan kemampuannya menghadapi kasus proyek Hambalang dipandang sebagai batu ujian pertama yang mengasah dan membuktikan kemampuan politis Anas Urbaningrum sebagai tokoh muda politisi nasional dan diharapkan sebagai salah satu cikal bakal calon pemimpin nasional dimasa yang akan datang.
Sebenarnya banyak wacana yang mendukung Anas Urbaningrum sebagai salah satu politisi muda yang memiliki potensi bagus dan memiliki kemampuan politik yang sangat perlu diperhitungkan. Kemampuan tersebut telah lama ditunjukkan Anas Urbaningrum sejak berkiprah di HMI, KPU dan tentu yang paling menarik adalah kemampuannya meraih tampuk kekuasaan tertinggi di Partai Demokrat. Kemampuan tersebut menjadi salah satu keunggulan komperatif yang menjadikan Anas Urbaningrum sangat diperhitungkan sebagai salah satu politisi muda yang dianggap berbakat.
Namun beberapa hari yang lampau, tepatnya pada hari Sabtu tanggal 14 Juli 2012 dalam acara panen raya di Kebonagung, Pacitan, Jawa Timur, Anas Urbaninrum mengatakan bahwa Jokowi cocoknya sebagai Sekjen PBB, ketika ditanya wartawan apakah Jokowi punya potongan sebagai calon pemimpin nasional, karena belakangan figurnya terus diperbincangkan publik sebagai capres pada Pilpres 2014 mendatang.
Ucapan Anas Urbaningrum kali ini sangat mencengangkan publik dan menganggap ucapan ini bukan sebagaimana karakteristik berpolitik yang dimiliki oleh Anas Urbaningrum selama ini yang dikenal publik selama ini sangat santun dan memiliki kemampuan komunikasi politik yang familier.
Sangat menarik mempertanyakan ada apa sebenarnya yang tengah terjadi didalam diri Anas Urbaningrum sendiri sehingga kali ini mengeluarkan pendapat yang terkesan seperti sedang keseleo lidah sehingga bagaikan terpeleset ke sebuah lubang yang menjerumuskannya ?
Apa yang keluar dari mulut seseorang atau apa yang diucapkan seseorang semestinya merupakan sebuah ungkapan apa yang ada dalam alam pemikiran seseorang, dan ucapan yang muncul tersebut memiliki kaitan yang erat dengan suasana bathin seseorang. Jika kita amati ucapan Anas Urbaningrum yang terkesan menyindir Joko Widodo ini maka tidak dapat dipungkiri bahwa Anas Urbaningrum kali ini dalam mengeluarkan pendapatnya tidak dapat dipungkiri bahwa Anas Urbaningrum sepertinya tengah dilanda suasana bathin yang sedang galau, apakah karena calon Gubernur DKI Jakarta besutan partai yang dipimpinnya mengalami kekalahan berdasarkan hasil Quick Count yang tengah dipublikasikan oleh beberapa lembaga survey ?
Atau ucapan yang mengatakan bahwa Jokowi lebih pantas sebagai sekjen PBB sebenarnya memiliki pesan terselubung yang sebenarnya ingin menembak pihak lain, atau kalimat tersebut merupakan kelanjutan perang opini yang sedang terjadi ditubuh Partai Demokrat sendiri ?
Dugaan bahwa kalimat yang diucapkan oleh Anas Urbaningrum memiliki hubungan dengan kondisi yang sedang terjadi didalam tubuh partai demokrat memang masih layak dikaitkan karena beberapa waktu yang lalu ada wacana yang mengemuka bahwa Presiden SBY dianggap layak dan memiliki potensi sebagai salah satu calon sekjen PBB !!!!