Sepakbola merupakan cabang olahraga yang paling populer diseluruh dunia. Hampir disemua negara, sepakbola menjadi daya tarik tertentu bagi masyarakatnya. Saking mendunianya sepakbola, pengaruhnya pun besar dalam berbagai hal. Kini, sepakbola bukan hanya sebuah cabang olahraga saja, melainkan sebuah internainment besar. Berbagai hal bisa masuk kedalamnya, mulai bisnis, politik bahkan salahsatunya adalah kampanye kebebasan hak kaum LGBT.
Hal ini menarik untuk diteliti karena aktifis pro LGBT sudah berhasil mengangkat permasalahan ini ke dunia olahraga paling populer khususnya dalam menyebarkan paham-paham kebebasan kaum LGBT.
Dalam menyebarkan pahamnya, mereka selalu dibantu dan di junjung oleh negara-negara Barat, seperti Jerman, Inggris, Prancis dll. Bahayanya, negara-negara Barat merupakan pusatnya sepakbola. Dimana mereka menjadi pusat tontonan dan contoh bagi negara-negara lain dalam pengembangan sepakbola. Seperti liga Inggris yang menjadi liga nomor satu didunia, banyak negara-negara yang menyiarkan tayangannya.
Oleh karenanya, dampak dari kampanye LGBT akan sangat terasa ketika gerakan ini disusupkan ke liga-liga besar dunia. Seluruh dunia akan memperhatikan dan ikut menaruh perhatian dalam kampanye yang digalakkan.
Tidak hanya liga-liga besar dunia yang menjadi sasaran mereka dalam mengkampanyekan gerakannya. Bahkan yang terbaru adalah piala dunia 2022 yang sedang dilaksanakan di Qatar. Sebagai negara muslim, Qatar memberlakukan peraturan pelarangan membawa atribut berbau LGBT dan segala bentuk kampanye yang dilakukan.
Bagi yang melanggar peraturan tersebut akan mendapat hukuman dari pihak panitia penyelenggara. Sontak saja, peraturan ini ditentang oleh banyak negara Barat. Salahsatunya adalah Jerman yang menjadi negara paling keras dalam menentang peraturan tersebut. Mereka melakukan selebrasi tutup mulut sebelum melaksanakan laga melawan Jepang.
Kampanye LGBT dalam sepakbola kian hari kian menyebar dan bertambah luas cakupannya, hal ini tentu berbahaya bagi kelangsungkan peradaban dunia khususnya islam. Barat memaksa negara-negara lain untuk mengikuti jalannya, padahal setiap negara memiliki tradisi, corak dan ajaran masing-masing yang tidak bisa dipaksakan.
Sebagai sebuah agama yang bersifat syamil dan kamil, islam telah mengatur kehidupan pemeluknya melalui panduan dari Al-Qur'an dan hadist yang risalahnya dibawa oleh seorang nabi mulia, Nabi Muhammad Saw.
Dalam pandangan islam, telah ditegaskan bahwa perilaku LGBT sangatlah terlaknat bahkan dimurkai oleh Allah Swt. Kisah kaum Luth atau kaum Sodom yang terdapat dalam Al-Qur'an menjadi bukti penegasan dalam menyikapi perilaku LGBT.
Dalam Al-Qur'an surat Al-'Araf ayat 80 Allah menjelaskan ketika Nabi Luth bertanya kepada kaumnya "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kamu?".