Lihat ke Halaman Asli

Dialah sang Pemilik Hati

Diperbarui: 21 Agustus 2022   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika itu sedang dilaksanakan solat isya di sebuah masjid, dipimpin oleh seorang imam yang memiliki suara khas nan merdu. Mendengarkan lantunan ayat-ayat ilahi seolah membuat hati dan fikiran berada pada tempat yang nyaman dan tenang. Sang imam ketika itu membaca beberapa ayat Surah Al-Baqarah yang pada salah satu potongan ayatnya membuat hati terguncang dengan arti dan kandungan makna tersirat didalamnya yaitu pada bacaan :

 (wa ila Allahi turja'u al-umur)  yang artinya "Dan kepada Allah lah segala sesuatu dikembalikan".

Jika hanya membaca atau mendengar sekilas, memang terasa biasa bagi sebagian orang. Namun jika di tafakkuri atau dipikirkan yang bukan hanya dengan akal namun juga hati, maka sungguh banyak sekali pelajaran dalam ayat ini. Diantaranya Al-Qur'an mengajarkan arti ketauhidan dalam segala aspek, ini tercermin dalam pengertian bahwa segala sesuatu dikembalikan pada kehendak Allah. Sebagai contoh manusia diberikan kekayaan, ketampanan, kedudukan dan lain sebagainya itu adalah kehendak Allah swt. Kemudian pada ayat ini juga kita seperti diperingatkan oleh Allah untuk tidak berlaku sombong atas apa yang kita punya karena pada hakikatnya segala sesuatu adalah milik Allah dan hanya kepadaNya lah semua akan kembali.

Jika digali lebih dalam lagi, maka sesungguhnya semua yang kita rasakan seperti kesedihan, kekecewaan, kemarahan dan lain sebagainya adalah dari Allah swt semata. Ada yang hidup sederhana bahkan pas-pasan tetapi bisa menjalani hidup dengan kebahagiaan, ada juga yang hidup penuh dengan kekayaan tapi selalu merasa kurang dan bersedih. Dari contoh inilah kemudian memberikan gambaran bahwa yang membuat hati merasa tenang bukanlah makhluk melainkan khalik. Dia lah yang maha membolak-balikkan hati dan itulah mengapa dalam setiap solat kita selalu membaca "Tsabbit qolbi 'ala diinik wa 'ala to'atik" yaitu tetapkanlah hati kami dalam agamaMu (Islam) serta dalam menjaga ketaatan terhadapMu.

Sebagai hamba yang mengakui eksistensi Tuhan, hendaknya selalu menggantungkan setiap urusan kepadaNya. Karena kewajiban seorang makhluk adalah berusaha, bukan menentukan. Sang penentu yang hakiki dialah Allah swt. terkadang apa yang menurut pandangan manusia baik, itulah sebenarnya yang buruk, dan terkadang apa yang buruk dipandangan manusia, itulah yang terbaik dipandangan Allah. Maka berusaha memperbaiki diri, menghilangkan keburukan dalam diri dan hati serta berdoa agar selalu diberikan keistiqomahan adalah cara bagaimana kita menjalani dan mensyukuri hidup sesuai tuntunan agama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline