Dating INSIGHT
God’s Will in Dating 3 (Kehendak Tuhan bagi yang sedang berpacaran):
Mencari Pasangan Seiman dan Sepadan
Mau menyaksikan langsung siaran LIVE nya? Silahkan klik di sini Pada God’s Will in Dating yang pertama telah dibahas bahwa kita harus memprioritaskan “Seek Ye First the kingdom of God and His righteousness…” maka semuanya akan ditambahkan kepadamu, ini adalah titik start dimana perjalanan mencari pasangan hidup dimulai. Titik awal selalu bergerak menuju titik akhir yang menjadi sasaran. Dalam perlombaan lari marathon, balap mobil ataupun balap karung sesudah start pasti ada finish. Demikian pula perjalanan kehidupan manusia, memasuki usia pemuda, ada di fase intimacy. Fase dimana muncul dorongan natural untuk mencari pasangan hidup. Apa yang menjadi sasarannya? Dimana titik akhirnya? Pencarian pasangan hidup dan masa-masa pacaran adalah perjalanan menuju serupa Kristus. To be Chrislikeness jelas sebuah proses, tidak bisa sim sala bim langsung berubah. To be Chrislikeness adalah goal hidup kita di dunia sekaligus menjadi tujuan pacaran Kristen. Dari titik start menuju finish, Anda harus menjawab, “ Bersama siapa, saya menjalani kehidupan ini?” Bagaimana tujuan pacaran menjadi serupa Kristus bisa terjadi dalam hidupku?” Mencari kehendak Allah dan kebenaran-Nya serta bertumbuh semakin seperti Kristus harus dikerjakan seumur hidup. Mengapa? Karena dunia telah jatuh dalam dosa! Dosa yang jahat menjauhkan kita dari Allah, jika tidak peka membuat kita makin tersesat dalam jalan-jalan yang gelap. Karenanya, kita membutuhkan teman seperjalanan,“bestfriend“, yaitu pasangan yang seiman dan sepadan untuk bergandengan tangan menuju kemuliaan Allah. Berani jalan sendiri? Kalau saya mah tidak berani, karenanya saya mencari seorang untuk menemani saya menempuh perjalanan hidup ini. Berani cari yang tidak seiman? Lagi-lagi saya tidak berani...tahu dari mana dia tidak akan mengajak saya nyasar ke jalan yang lain? Karenanya pesan firman Tuhan dibawah ini harus diperhatikan dengan seksama: 2 Kor 6: 14-15 “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya, sebab persamaan apakah antara kebenaran dan kedurhakaan, atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?” Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus bagi jemaat di Korintus. Seperti ditulis seorang ayah buat anaknya. Ayah yang senantiasa menasihati bahkan memarahi sang anak demi mendidiknya supaya berjalan dalam kebenaran. Apa motivasi sang ayah? Tak lain dan tak bukan karena kasih! Ayah memberikan rules, batasan, peraturan, dan peringatan sebagai guidance. Ayah ingin anaknya tahu bagaimana memilih, menentukan, bahkan memutuskan yang terbaik bagi dirinya. Perhatikan kata-kata: ”Janganlah kamu!” Jelas sebuah peringatan! Dalam mencari pasangan hidup yang ujung-ujungnya adalah pernikahan seumur hidup, haruslah mencari yang seiman dan sepadan. Tidak ada persamaan antara gelap dan terang! Zaman terus berganti, tapi Firman Tuhan tetap sama, melampaui semua masa. Kondisi dunia dari dulu hingga sekarang semakin terpuruk, bengkok dan terbalik. Apakah Anda berani berjalan sendirian? Tentu kita merindukan penyertaan Tuhan, tapi bagaimana mungkin kita berharap penyertaan-Nya, jika kita tidak taat pada-Nya? Firman Tuhan menghendaki kita memilih pasangan yang seiman dan sepadan untuk bersama-sama berjalan di dunia yang gelap ini. Bagaimana respon Anda? Ada seorang wanita setengah baya yang divonis kanker, mendengar vonis tersebut imannya goncang. Dia bertanya-tanya, “Mengapa Tuhan ijinkan ini terjadi? Kalau Tuhan baik dan mengasihiku, mengapa aku jadi susah begini?” Dia merasa begitu lemah dan tidak berdaya, beban terasa terlalu berat dipikul. Bahkan kadang-kadang muncul kemarahannya kepada TUHAN! Ada waktu-waktu dia tidak sanggup berdoa, tapi Puji Tuhan! Di dalam lembah kelam ada sang suami menyertai. Sang suami senantiasa berdoa! Sang suami tidak meninggalkan ataupun menghinanya. Akhirnya, lembah yang kelampun berhasil dilewati, melalui masa operasi, kemoterapi sampai dinyatakan bersih dari kanker. Saat sang isteri melihat ke belakang, dia berhasil melalui saat-saat sulit yang sangat mungkin menenggelamkan imannya, namun dia merasa sangat bersyukur karena sang suami ada di sana bersamanya, “Puji Tuhan! Dalam hidup, saya memiliki suami yang takut akan Tuhan , dia sungguh seorang anak Tuhan.” Di masa paling kelam dalam hidupnya, sang suami sudah menjadi suluh dalam kegelapan. Pasangan yang seiman dan sepadan merupakan rancangan Tuhan yang sangat indah, saling mendoakan, mendukung, memberi kekuatan, dan menopang saat menghadapi kompleksitas kehidupan. Seperti apa pasangan yang seiman? Apa tanda-tandanya? Terang bukan berarti bersinar seperti lampu neon sehingga dapat langsung dilihat mata jasmani. Nah, kita perlu berhati-hati: Apakah se-gereja berarti seiman? Apakah seiman berarti satu gereja? Mari kita melihat perumpamaan berikut ini: Matius 13:24-30: “Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, katanya:”Hal kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpilkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar;kemudian kumpulkan gandum itu ke dalam lumbungku.” Lalang dan gandum tumbuh bersama dalam satu ladang. Berada dalam satu tanah, disiram dengan air yang sama dan pupuk yang sama. Walau bersama tapi tidak sama, kelihatan serupa tapi sebenarnya beda. Pada hari terakhir, Tuhan akan memisahkan lalang dari gandum. Lalang yang dikumpulkan bukan cuma satu tapi berberkas-berkas! Sungguh banyak lalang tumbuh dalam satu ladang itu. Apa arti perumpamaan ini? Dalam gereja belum tentu semuanya orang beriman. Ada anak gelap juga di sana. Bagaimana membedakannya? Iman sejati pasti berbeda dengan yang palsu. Tanda-tanda seseorang yang memiliki iman sejati: (lengkapnya bisa dibaca dalam buku GARAM & TERANG bagi Keluarga hal. 43) 1. Mencintai Firman Tuhan. Iman yang sejati haus akan kebenaran Firman Tuhan. Berada di gereja bukan hanya sebagai pendatang. Coba perhatikan body languangenya sewaktu ibadah, apakah si dia sungguh memperhatikan Firman? Jangan-jangan malah tidur atau main HP terus. Atau suka ngajak ngobrol teman di sebelahnya. Semoga Anda tidak seperti ini. Lebih jauh lagi, perhatikan juga apakah si dia senang membicarakan Firman Tuhan? Rindukah dia terlibat dalam pembinaan-pembinaan yang berkaitan dengan pendalaman Firman. Jelasnya lagi, coba lihat apakah dia mengaplikasikan Firman dalam hidupnya. Apakah bersamanya, Anda bisa mensharingkan Firman Tuhan? 2. Mulai membenci dosa Anak Tuhan yang sejati membenci dosa. Dulu ENAK berdosa, setelah bertobat jadi ENEK berdosa. Kalau rajin ke gereja, tapi hobinya jelek-jelein orang, jelas patut dipertanyakan imannya. “Apakah dia betul sudah bertobat, kalo sudah…kok masih menikmati dosa?”Amati bagaimana cara dia bergaul? Dengan teman seperti apa? Apakah suka bicara kasar? Orang yang berdosa hidup menikmati dosa, bahkan bangga bisa melakukan dosa. Tetapi anak Tuhan yang sejati akan jijik, malu dan benci terhadap dosa. 3. Mulai bertumbuh Anak-anak terang senang akan Firman Tuhan, mau mencoba melakukannya; mereka menjauhi semua hal yang berdekatan dengan dosa. Ingat ATM? Acuh, Taat, Melawan. Iman yang sejati akan selalu mencoba Taat akan Firman, sehingga menghasilkan pertumbuhan semakin serupa dengan Kristus. Berikut sharing kehidupan kami sekian tahun lalu saat mencoba menerapkan firman Tuhan ini: Saya (Liana) mengerti bahwa mencari pacar seiman adalah syarat mutlak yang Tuhan gariskan. Dalam konsep saya yang masih naif (polos) mengartikan: Kalau dapat yang seiman pasti saya aman dalam hidup. Toh, seorang yang beriman takut akan Tuhan dan dapat dipercaya. Buat seorang Liana yang sudah pernah merasakan broken heart karena punya pacar yang ngaku “seiman” tapi tidak setia tentu jadi lebih berhati-hati. Di masa-masa itu, saya ingat banyak meminta pimpinan Tuhan untuk membedakan yang sejati dengan palsu. Bagi (KF. Chang), saya ingin Tuhan menyertai hidupku. Bagaimana saya berharap Tuhan menyertai kalau tidak mau taat kepada-Nya? Maka saat saya mencari pasangan hidup dan firman Tuhan berbicara: Harus seiman! Saya pun mencari yang seiman. Nah sekarang, apa yang dimaksud dengan sepadan? Kejadian 2:18 Tuhan Allah berfirman,”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong yang sepadan baginya.” Dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris berarti “Corresponding to himself”, maksud sang wanita terhubung/tersambung dengan sang pria. Dimensi apa saja terhubung? Banyak! Misalnya: hobi, pendidikan (jangan yang S2 carinya SD) karena pendidikan mempengaruhi pola pikir seseorang, background keluarga. Hal-hal seperti ini sebetulnya dapat kita rasakan sejak masa kita pacaran. Pembahasan tema ini akan dibahas lebih mendalam dalam topik “Equally Yoked Relationship” (Dating INSIGHT: GARAM & TERANG). Adakah hari ini Anda mendapatkan pasangan yang seiman dan sepadan? Jika Tuhan anugerahkan, sungguh indah mengarungi kehidupan ini! Walau sulit ada best friend, kalau susah ada penopang, di kala jatuh ada yang mengangkat dan di kala sendirian ada yang menemani. Kami puas dengan kehidupan pernikahan kami saat ini karena Tuhan telah menganugerahkan pasangan yang seiman dan sepadan buat kami berdua. Kami berdoa bagi Anda untuk boleh memiliki jejak-jejak langkah iman yang sama! Amin! Shalom! Ev. Chang Khui Fa & Liana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H