Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Refleksi Tutup Tahun: Waktu Terakhir

Diperbarui: 27 Desember 2022   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pergantian waktu (Dokumen Pribadi)

 

Tahun 2022 kini semakin dekat ke muara lautan zaman. Di sana ia menjadi satu dengan tahun-tahun yang mendahuluinya. Tahun-tahun itu sudah dan akan pergi. Kadang-kadang manusia lupa, apa yang pernah dipikirkan diwaktu-waktu itu. Kita pasti lupa-lupa ingat apa yang pernah kita buat dan katakan dalam tiap detik, menit, jam, hari, minggu dan bulan tahun ini. Semuanya telah hanyut dalam kelupaan. Paling-paling yang menonjol masih teringat. Namun sesungguhnya semuanya telah terjadi disaksikan oleh zaman yang tetap beredar.

Bagi Allah sendiri tidak ada satu noda pun dari segalanya yang sudah pernah kita pikirkan, katakan dan lakukan yang hilang dan lenyap. Semuanya segar, semuanya baru dihadapan-Nya. Waktu, tahun dan abad adalah karunia Tuhan. Sekarang kita mau mengembalikan tahun 2022 ini kepada-Nya.

Sekarang kita dimintakan pertanggungjawaban, dan ini harus diisi dalam baris-baris terakhir buku catatan harian kita: apa yang telah kita hasilkan dalam tahun 2022 ini? Kita kembalikan tahun 2022 yang berisi suka dan duka, kegembiraan dan kesedihan, kebaikan dan kejahatan, suatu tahun yang berisi berkat dan susah, damai dan perang, kerukunan dan perselisihan, kehidupan dan kematian, perjumpaan dan perpisahan kepada Allah.

Segalanya kita kembalikan kepada Allah sambil mohon pengampunan karena pasti juga kita telah menodai tahun 2022 dengan dosa dan kesalahan kita terhadap sesama, terhadap Tuhan, dan diri sendiri agar 1 Januari 2023 yang merupakan hari perdamaian dunia dapat kita rayakan dengan sebaik-baiknya dan sambil melambungkan puji dan syukur kita dalam damai Tuhan atas kebaikan-Nya yang telah kita terima selama tahun ini.

Di saat ini  kita berhadapan dengan "apakah kemungkinan tujuan hidup" yang kerap menjadi momok untuk manusia modern sudah tercapai? Waktu yang terakhir: saat manusia dimintai pertanggunganjawabannya atas hidup dan sekaligus meminta keputusan darinya. Karena orang modern lebih cenderung tidak menanyakan "tujuan" terakhir hidupnya dan juga secara langsung tidak menanyakan "hakikatnya". Namun, ia ingin sekali mengetahui kemungkinan-kemungkinan mana yang terpendam dalam hidupnya dan ke mana segalanya itu akan membawa kita semua pada akhirnya.

Apakah kemungkinan-kemungkinan itu telah tercapai? Manusia selalu berbicara tentang kemungkinan di awal tahun. Dalam mencari satu jawaban eksistensial atas pertanyaan-pertanyaan tentang waktu "terakhir", manusia modern sangat tertarik akan "kemungkinan ultim". Mengenai pertanyaan ini, saya yakin semua kita sangat berkepentingan.

Refleksi akhir tahun dalam doa taize (Dokumen Pribadi)

Manusia, yang di awal tahun suka menggunakan tanda tanya, sekarang, di waktu yang terakhir ini lebih banyak menggunakan tanda seru, bahkan ia  sendiri menjadi tanda seru. Dua tanda tata bahasa ini menyifatkan dua dunia yang sangat berbeda, dunia dahulu dan sekarang. Tanda seru itu meneguhkan, memberi percaya diri, menyuguhkan suatu pemecahan yang tuntas, menyingkapkan setiap pertanyaan serta kesangsian, dan membawa ketenangan jiwa. Dunia manusiawi yang disifatkan tanda seru itu adalah suatu dunia yang mantap, baku, aman, sudah tertentukan, dan tertutup.

Pada waktu terakhir ini, kita lebih berhadapan dengan sebuah "Tanda Seru" akan masa lampau kita; karena semuanya telah terjadi: apakah waktu lampau telah meneguhkan, memberi percaya diri, menyuguhkan suatu pemecahan yang tuntas, menyingkapkan setiap pertanyaan serta kesangsian, dan membawa ketenangan jiwa; telah menciptakan suatu dunia yang mantap, baku, aman, damai, tenteram dan bahagia dalam pelbagai aspeknya?

Karena itu, di waktu yang terakhir ini, sepantasnya kita menyebutnya sebagai  "waktu Anamnetik": "Waktu kenangan". Kenangan yang dimaksudkan di sini, bukan sekedar perjuangan perasaan, tetapi sesuatu yang bermakna refleksi tentang kehidupan; Sebuah kenangan untuk selalu maju dan berjuang. Karena itu apa yang telah kita buat selama setahun ini merupakan tindakan anamnetik. Untuk selanjutnya dapat bersyukur kepada Allah atas segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline