Bayi adalah realitas, sekaligus simbol
yang dengan jelas mengetengahkan
sifat kemaklukan dan keinsanian yang paling dasariah.
Bayi adalah simbol fragilitas manusia;
sebuah kondisi ontologis yang dalam hidup kita
melampaui dikotomi kuat vs lemah.
Bayi adalah realitas fragilitas yang merupakan bagian dari ada kita,
yang perlu dikenali dan diterima, diolah dan dihidupi,
sebagai bagian dari "proses menjadi";
Dan bahwa kita ada dalam kesementaraan
menuju tujuan keabadian.
Dalam diri bayi, tersimpan keutamaan manusia,
yakni harapan.
Namun jangan lupa bahwa bayi
juga merupakan simbol sekaligus realitas
kereligiusan yang terdalam
yakni pasrah dan penyerahan.
Karena itu pemazmur melantunkan sebuah doa indah, sicut parvulus;
"Seperti bayi yang menyusu pada ibunya,
demikian jiwa menyerahkan diri pada-Mu Tuhan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H