Suatu bangsa dikatakan sebagai bangsa yang bermartabat apabila bangsa tersebut memiliki masyarakat yang sangat peduli dan menjunjung tinggi pendidikan. Pendidikan merupakan investasi yang sangat berharga dan bernilai tinggi bagi suatu bangsa. Hal ini tidak saja akan menguntungkan sebagian orang saja, akan tetapi semua masyarakat akan mendapatan keuntungan dan manfaat dari majunya pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pelaksanaan kegiatan mutu pendidikan ini sendiri oleh Hairiyah (2015) disebabkan karena adanya kesenjangan yang terjadi dalam dunia pendidikan, dimana keinginan (ideal) dan faktanya (realita) tidak sesuai harapan. Hal ini pula yang menjadi latar belakang sejarah munculnya Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Pendidikan (MMT).
Pada perang dunia ke II Jepang mengalami kehancuran total pada kegiatan industrinya. Untuk membangun kembali industri yang hancur tersebut, Asosiasi Insinyur Jepang mengundang William Edward Deming agar melatih para insinyur Jepang dalam hal manajemen untuk mencapai mutu yang diharapkan. Dari situlah lahirlah apa yang dikenal saat ini dengan istilah Total Quality Management, dan Deming sendiri dijuluki sebagai "Bapak Mutu".
Mutu Sekolah atau Sekolah Bermutu
Beberapa ahli TQM memberikan definisi tentang mutu atau kualitas. Deming mengajarkan bahwa barang yang bermutu atau terbaik adalah barang yang dapat memenuhi kebetuhan masyarakat. Jika prinsip ini dikaitkan dengan dunia pendidikan, maka mutu pendidikan yang baik tentunya adalah pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama memenuhi kebutuhan siswa.
Selanjutnya, Juran menegaskan bahwa dasar-dasar misi mutu suatu sekolah adalah mengembangkan berbagai program dan layanan yang dapat menjawab kebutuhan dari komponen sekolah seperti siswa, guru, maupun masyarakat yang memiliki tanggung jawab terhadap perekembangan pendidikan di sekolah.
Sementara itu, menurut Sallis (2002) Quality is about passion and pride, kualitas atau mutu merupakan sebuah keinginan besar dan kebanggaan. Kemudian Peters dan Austin melengkapi pernyataan ini dengan kata "a passion for excellent" atau keinginan besar untuk menjadi lebih baik lagi. Bagi Sallis, kualitas atau mutu merupakan hal yang paling tinggi dan harus diutamakan dalam sebuah agenda, dan perlu ditekankan dalam segala situasi.
Kualitas atau mutu merupakan ciri atau karakteristik suatu barang atau jasa yang ditekankan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Kebutuhan inilah yang dalam dunia pendidikan mencakup apa saja yang dibutuhkan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
Dapat disimpulkan, dalam konteks persekolahan, mutu adalah penyediaan layanan pendidikan dan pembelajaran yang secara utuh memenuhi harapan-harapan dari seluruh "pelanggan" (yaitu siswa, orang tua, masyarakat dan pengguna lulusan).
Maka sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang mampu memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran kepada siswa dengan sebaik-baiknya, yang secara utuh memenuhi harapan siswa, orang tua dan masyarakat.
Manajemen Mutu Sekolah
Jika suatu lembaga memperhatikan mutu, maka outcome yang diperoleh akan lebih baik dari sebelumnya. Para "Bapak Mutu" dalam proses perbaikan industri di Negara Jepang untuk meningkatkan mutu, diperoleh melalui pelatihan manajemen.