Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Cara Meningkatkan Mutu (Pendidikan) Menurut Pandangan Beberapa Tokoh TQM

Diperbarui: 28 September 2022   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Total Quality Management (Sumber: studiousguy.com)

Gagasan untuk memperbaiki mutu dan penjaminan mutu muncul setelah Perang Dunia II. Membicarakan manajemen mutu terpadu atau TQM (Total Quality Manajemen) tidak akan terlepas dari perkembangan sejarah terutama tokoh-tokoh dibalik pemikiran tentangnya. Berikut ini adalah beberapa tokoh TQM dan gagasan pemikiran mereka tentang manajemen mutu.

Frederick W. Taylor 

Taylor adalah manajer dan penasehat perusahaan yang merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor memperoleh gelar "Bapak Manajemen Ilmiah" (The Farther of Scientific Management). Taylor mengembangkan satu seri konsep yang merupakan dasar dari pembagian kerja (devision of work).

Frederick W. Taylor (1856-1915) dalam bukunya The Principle of Scientific Management mengemukakan tentang elemen teori manajemen yaitu: (1) tugas harian, setiap orang dalam setiap organisasi harus mempunyai tugas yang terdefinisi dengan jelas yang harus diselesaikan dalam satu hari; (2) kondisi standar, pekerja harus mempunyai alat standar dan kondisinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan; (3) upah yang tinggi untuk sukses, penghargaan yang signifikan harus diberikan untuk suatu tugas atau pekerjaan yang sukses; (4) kerugian yang besar untuk kegagalan, kegagalan dalam menjalankan tugas atau pekerjaan harus diperhitungkan secara perseorangan; (5) tugas besar, organisasi besar harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai pengalaman sehingga dibutuhkan kemampuan yang lebih bagi pekerja.

Dalam bukunya Taylor tentang teori manajemen dapat disimpulkan bahwa: setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan dalam satu hari. Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja dengan demikian memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki kerja.

Hal menarik dari pendapat Taylor salah satunya yaitu mengenai posisi manajer dalam komunikasi. Macam komunikasi yang diungkapkan Taylor yaitu konten komunikasi, arah arus komunikasi, arah arus komunikasi, dan gaya komunikasi. Konten komunikasi merupakan pendekatan organisasi klasik memandang sempit tentang komunikasi.

Arah arus komunikasi merupakan komunikasi dengan arus vertikal dapat terjadi ke atas dan kebawah dalam strukur organisasi, dimana seorang supervisor memberikan arahan kepada bawahannya atau bawahan memberikan feedback terhadap atasan. Untuk arus yang satu ini, organisasi dengan pendekatan klasik lebih menekankan arus dari atas ke bawah, dimana seorang pimpinan memberikan perintah kepada bawahan, dan sangat sedikit kemungkinan terjadinya komunikasi dari bawahan kepada atasan. Bentuk komunikasi lain dapat terjadi dalam arus horizontal, dimana pegawai berinteraksi dengan sesama pegawai dalam level yang sama.

William Edwards Deming

Dikenal sebagai Ahli Statistik, Matematika dan tokoh yang mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan manajemen kualitas, Deming dilahir kan di Amerika 14 Oktober 1900. Perindustrian di Jepang mengalami perkembangan dan pertumbuhan  ekonomi yang sangat signifikan sekitar tahun 1950 sampai 1960 karena Jepang terinspirasi dengan buah pemikiran Deming.

Konsep dasarnya Deming yang dikenal dengan "Deming Philosophy" mengajarkan bahwa penggunaan manajemen yang tepat dan baik akan membawa sebuah organisasi meningkatkan kualitas. Dengan meningkatnya kualitas maka secara bersamaan akan mengurangi biaya dari organisasi tersebut. Deming mengatakan kuncinya yaitu memperbaiki yang dilakukan secara terus-menerus dan meningkatkan kualitas akan membawa organisasi ke arah yang lebih baik di masa mendatang.

Menurut Deming ada 14 prinsip yang harus dilakukan untuk mencapai suatu mutu dari produk/jasa, yaitu: 

(1) ciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan saja;
(2) adopsi falsafah baru;
(3) hindari ketergantungan pada inpeksi massa untuk mencapai mutu;
(4) akhiri praktek mengargai bisnis dengan harga;
(5) tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa;
(6) lembagakan pelatihan kerja;
(7) lembagakan kepemimpinan;
(8) hilangkan rasa takut;
(9) uraikan kendala-kendala antar departemen;
(10) hapuskan slogan, desakan, dan target, serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah beban kerja;
(11) hapuskan standard kerja yang menggunakan quota numeric;
(12) hilangkan kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya;
(13) lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan kualitas kerja; dan
(14) tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline