Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Apa Saja Persiapan Pranikah dalam Perkawinan Katolik?

Diperbarui: 15 Agustus 2022   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Kompas.com)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perkawinan didefinisikan sebagai hubungan cinta antara seorang pria dan wanita yang disahkan lewat janji perkawinan; perkawinan merupakan persekutuan hidup yang dilandasi dorongan seksual, dorongan untuk punya keturunan dan saling memiliki serta dorongan untuk saling menumpahkan kasih sayang. 

Undang-Undang R.I. No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 1 menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.  

Dalam Gereja Katolik, pengertian perkawinan dinyatakan dalam Kanon 1055, 1 (KHK 1983) Dalam Kanon tersebut dikatakan bahwa, "Dengan perjanjian, pria dan wanita membentuk kebersamaan seluruh hidup; dari sifat kodratinya, perjanjian itu terarah pada kesejahteraan suami istri serta kelahiran anak; oleh Kristus Tuhan, perjanjian perkawinan antara orang-orang yang dibaptis diangkat ke martabat sakramen".

Sebelum ke tahap perkawinan seseorang harus melewati berbagai tahapan persiapan. Apakah dalam tahap pranikah perlu ada perjanjian pranikah? Apa saja tahapan-tahapan yang harus disiapkan oleh seorang anggota Gereja Katolik sebelum melangsungkan pernikahan? Berikut ini adalah tahapan-tahapan persiapan pranikah dalam Gereja Katolik:

Persiapan Jangka Panjang

Persiapan jangka panjang dan umum untuk hidup perkawinan dan keluarga hendaknya dilakukan atau diberikan kepada anak-anak, remaja dan kaum muda. 

Menurut Kanon 1063, 1, persiapan ini diwujudkan dengan kotbah dan katekese. Setiap pewarta sabda Allah bertugas menyampaikan kepada kaum beriman ajaran magisterium tentang monogami dan kekukuhan keluarga serta tugas-tugasnya (Kanon 768, 2). 

Masa kanak-kanak adalah saat untuk menanamkan penghargaan terhadap setiap nilai insani yang otentik, baik dalam hubungan antarpribadi maupun sosial, dengan memberikan apa yang perlu untuk pembinaan karakter anak untuk di kemudian hari memberikan penghargaan yang baik terhadap panggilan untuk membangun sebuah keluarga kristiani yang sejahtera dan harmonis.

Dalam persiapan jangka panjang ini, keluarga memegang peranan kunci. Keluarga dapat mempersiapkan anak-anak melalui kesaksian hidup yang selaras dengan hukum ilahi, formasi kristiani bagi anak-anak, penguatan iman, kewaspadaan dalam menjaga anak-anak dari bahaya ideologi dan moral, bantuan dan nasihat dalam memilih panggilan hidup, keterlibatan dalam komunitas gerejawi dan sipil, dan saling membantu di antara kaum keluarga demi pertumbuhan manusiawi dan kristiani bersama.

Persiapan Jangka Pendek

Persiapan jangka pendek diberikan kepada pasangan nikah yang sudah bertunangan dan sedang mempersiapkan diri ke jenjang perkawinan. Pertunangan adalah satu tahapan penting untuk memasuki perkawinan, tetapi tidak ada upacara khusus yang ditetapkan bagi Gereja sejagad. Karena itu, upacaranya diatur dalam hukum partikular yang ditetapkan oleh Konferensi Waligereja sesuai dengan konteks setempat (bdk. Kan. 1062 1).

Salah satu bagian pokok dari persiapan ini adalah kursus persiapan perkawinan. Kursus ini bertujuan agar pasangan suami-istri memiliki pengetahuan mengenai ajaran moral yang benar dan tentang perkawinan dan keluarga, serta mendapatkan pembinaan hati-nurani. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline