Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Masyarakat Bebas Agresivitas Menurut Terang Pemikiran Erich Fromm

Diperbarui: 9 Agustus 2022   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: Edukasi Kompas)

Dalam salah satu karyanya, "Revolusi Harapan", Erick Fromm mengedepankan tentang situasi-situasi dan kondisi-kondisi masyarakat yang sedang berada dalam persimpangan jalan". 

Dalam situasi persimpangan jalan tersebut, Fromm melihat bahwa situasi-situasi dan kondisi-kondisi masyarakat pada satu sisi menuju masyarakat yang dimesinkan secara total, sementara pada sisi lain menuju pencerahan humanisme dan harapan.

Fromm mencita-citakan sebuah masyarakat sehat (sane society), The city of Being, yang terjelma dalam satu sistem sosialisme humanistis yang berakar pada keyakinan akan kesatuan umat manusia dan kesetiakawanan seluruh umat manusia, sebagai usaha mengatasi dan membebaskan masyarkat yang sakit.

Lebih lanjut, Fromm melihat bahwa dalam kondisi persimpangan jalan tersebut terdapat suatu tegangan antara dua tendensi besar dalam diri manusia, yakni antara biofilia (mendukung daya hidup) dan nekrofilia (membinasakan daya hidup). 

Kedua tendensi ini, menurut Fromm, tidak hanya terjadi dalam proses individuasi, sebagaimana yang diyakini Freud, melainkan juga terinternalisasi secara struktural dalam wadah sosial, yang ia sebut watak kemasyarakatan (Gesellschaftscharakter).

Pada titik inilah Fromm membaca adanya model-model tindakan agresif dan destrusktif dalam masyarakat, dimana menurut Fromm perilaku agresi tidak bersifat bawaan, tetapi hal yang terkondisi dan dipelajari di dalam kondisi sosial. 

Dengan demikian, menurutnya, perilaku agresif dapt dirubah oleh proses dekondisionasi dan cara pembiasaan diri yang lain.

Bentuk-bentuk Agresi

Pertama: Agresi Defensif

Agresi ini dikategorikan ke dalam dua bentuk, yakni "agresi yang secara biologis bersifat adaptif, yang berguna untuk hidup dan tak berbahaya" dan "agresi yang secara biologis bersifat tidak adaptif tetapi membahayakan".

Agresi yang secara biologis bersifat adaptif adalah suatu tanggapan terhadap ancaman akan kepentingan-kepentingan vital. Agresi ini bertujuan untuk meniadakan ancaman, entah membinasakan atau menghilangkan sumber ancaman tesebut. 

Sedangkan agresi yang secara biologis bersifat nonadaptif dan membahayakan adalah agresi perusak dan kejam. Perwujudan utamanya berupa tindakan pembunuhan dan kekejaman yang dilakukan demi kenikmatan, tanpa ada tujuan lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline