Demi mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional, maka ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan. Namun supaya metode tersebut sesuai dengan arah pendidikan nasional, maka pemerintah melalui Permendikbud, No. 103-Thn 2014 dan Permendikbud No. 22-Thn 2016, telah membuat alur pengembangan pembelajaran yang menekankan aspek kreativitas, dapat menginspirasi dan menyenangkan siswa, kontekstual sesuai dengan pengalaman hidup siswa sehari-hari serta siswa sebagai pusat dari pembelajaran.
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan antara lain adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Dalam artikel ini, saya menggunakan istilah TANDUR yang sebenarnya merupakan tahapan dari model pembelajaran Quantum Teaching, yaitu: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan yang disingkat TANDUR.
Tentu tidak ada satu model pembelajaran pun yang paling baik dari model pembelajaran lainnya (Arens, 1997). Satu model pembelajaran akan cocok digunakan, paling kurang sesuai dengan karakteristik dari mata pelajaran, materi pelajaran, sasaran dan sarana pendukung pembelajaran.
Model pembelajaran Quantum Teaching atau TANDUR ini pun bukan sesuatu yang baru, namun seringkali tidak digunakan oleh para pendidik.
TANDUR merupakan suatu teknik atau model pembelajaran melalui strategi tertentu untuk dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang menyenangkan. Pembelajaran TANDUR terdiri dari petunjuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang pengajaran, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar.
Model pembelajaran ini merupakan bagian dari merdeka mengajar, sekaligus merdeka belajar. Teknik mengajar dengan memberdayakan siswa diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar suswa.
Melalui model pembelajaran ini, guru pun akan memperoleh kepuasan dalam mengajar karena dapat membantu guru dalam memperluas ketrampilan siswa dan memotivasi mereka.
Berikut ini adalah langka-langkah model pembelajaran TANDUR atau Quantum Teaching:
Pertama: Tumbuhkan
Guru dapat membuat strategi dengan cara membuat cerita atau menyuruh para siswa menceritakan pengalaman sehari-hari. Bisa juga dengan memperlihatkan video pembelajaran, kemudian guru memberikan pertanyaan.
Siswa diminta untuk memberikan tanggapan, sehingga mereka dilatih untuk menumbuhkan gagasan berpikir. Bisa jadi mereka pun akan balik bertanya tentang apa yang belum mereka pahami.