Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Manajemen Strategik Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Spiritualitas Karmel

Diperbarui: 3 September 2022   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: FB.SMAK Monte Carmelo Maumere

Upaya demi terciptanya pendidikan yang berkarakter, terus dilaksanakan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengadakan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 (K-13). Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan menjelaskan bahwa penerapan K-13 diharapkan dapat merubah paradigma hasil belajar, dimana kompetensi kelulusan tidak hanya berfokus pada aspek akademik, melainkan juga keterampilan dan sikap. Kebijakan pemerintah ini lebih dipertegas kembali dengan diterbitkannya Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa proses pembelajaran harus difokuskan pada dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang digarap secara tekun dan cermat pada setiap sekolah.

Mengingat pentingnya pendidikan karakter, maka Presiden Joko Widodo mempertegasnya kembali dengan mengeluarkan peraturan untuk memperkuat pendidikan karakter. Dalam Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017 tersebut dinyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai salah satu dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), sangat dibutuhkan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama yang baik antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang berada di bawah tanggung jawab satuan pendidikan. Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan tidak hanya semata-semata diselenggarakan untuk membentuk peserta didik yang pintar secara akademik, tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual, sikap, raga, rasa dan karsa (Wahyu, 2011).

Pemerintah meberikan wewenang kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan karakter sesuai dengan kondisi dan budaya masing-masing sekolah, serta sesuai dengan sumber daya yang dimiliki sekolah tersebut. Oleh karena itu, berhasil tidaknya pelaksanaan pendidikan karakter di sebuah sekolah sangat ditentukan oleh manajemen strategik yang baik dari sekolah yang menyelenggarakan pendidikan karakter.

Sekolah-sekolah Karmel sebagai bagian dari satuan pendidikan merupakan contoh sekolah yang senantiasa berupaya untuk menyelenggarakan pendidikan karakter melalui manajemen strategik yang baik. Karena sekolah-sekolah Karmel merupakan salah satu bagian dari karya kerasulan Ordo Karmel, maka dalam penyelenggaraannya, pihak sekolah selalu berupaya memprensetasikan nilai-nilai yang mengutamakan pembentukan karakter doa, persaudaraan dan pelayanan. 

Sebagaimana diungkapkan oleh Sudrajat (2011) penyelenggaraan pendidikan karakter terdiri dari kegiatan rutin atau pembiasaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan, baik terprogram maupun tidak terprogram. Pelaksanaan pendidikan karakter, dilakukan melalui tiga aspek yakni kegiatan belajar mengajar, budaya sekolah dan ekstrakurikuler (Samani, M., 2017). 

Dalam kaitan dengan hal ini, sekolah telah membagi ke dalam tiga bidang  untuk menangani pendidikan karakter yakni bidang kesiswaan, pastoral care, dan kurikulum. Tulisan ini akan mendeskripsikan sebuah model manajemen strategik dalam mengembangkan pendidikan karakter di sekolah, mulai dari perencanaan, formulasi, implementasi, evaluasi dan monitoring, yang berbasis spiritualitas Karmel

Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kepala sekolah pertama-tama membentuk struktur organisasi dan mendesain tugas dari masing-masing bidang yang menangani pendidikan karakter. Tugas tersebut dibagi dalam tiga bidang penanganan yakni kesiswaan, pastoral care dan kurikulum. Setelah penetapan pengorganisasian dan deskripsi tugas dari masing-masing bidang, maka wakasek dan ketua bersama anggota mengadakan rapat untuk perencanaan kegiatan. Perencanaan kegiatan dilaksanakan sebelum awal tahun pelajaran.

Formulasi
Semua perencanaan dan program-program kegiatan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu diformulasikan atau dirumuskan dalam buku pedoman akademik atau pedoman pembelajaran. Khusus untuk mengatur disiplin siswa diterbitkan Buku Tata Tertib (Tatibsi). Dalam buku tersebut selain berisi aturan tata tertib siswa dan catatan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, juga berisi catatan prestasi siswa. Bidang kesiswaan menggarap pembentukan karakter melalui beberapa sub-bidang, yakni: a) Kegiatan lomba di luar sekolah; b) Kegiatan ekstrakurikuler; c) Kedisiplinan peserta didik dan d) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS); e) Paskibra; dan f) Jurnalistik. 

Bidang pastoral care melaksanakan reksa pastoral dengan maksud menggarap dimensi kemanusiaan sekaligus kerohanian peserta didik dalam kerangka spiritualitas Karmel, yaitu doa, persaudaraan dan pelayanan. Bidang pastoral care mengatur beberapa kegiatan seperti pendalaman iman, retret, live in, dan rekoleksi. Sedangkan bidang kurikulum menyusun program pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum nasional.

Implementasi
Pelaksanan strategik pendidikan karakter berbasis spiritualitas Karmel merupakan upaya penguatan pendidikan karakter melalui semangat doa, persaudaraan dan pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang mempresentasikan nilai-nilai yang mengutamakan pembentukan karakter dalam semangat doa, persaudaraan dan pelayanan. Semua kegiatan ini pada umumnya terdiri dari kegiatan rutin atau pembiasaan harian dan mingguan, kegiatan bulanan, dan kegiatan tahunan, baik itu kegiatan terprogram maupun kegiatan tidak terprogram.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline