Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Puisi Antagonis Nietzsche dan Analisis Sastra Mangunwijaya tentang Atheisme Kaum Beragama

Diperbarui: 3 September 2022   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: Tempo.co)

Antagonisme Atheis

Akhirnya! Kembalilah! 

Pun dengan siksamu yang nyeri! 

Padaku orang terakhir yang sepi

Penggalan puisi ini sebanarnya merupakan antagonisme pemikiran Friedrick Nietzshe tentang "Tuhan telah mati". Dari Alp, Sils Maria, Nietzsche berteriak: Tuhan telah mati! Tetapi, dengan memperhatikan baris-baris puisinya ini, sebenarnya Nietzsche justru menemukan Tuhannya. Tuhan yang ia temukan bahkan justru lebih mendalam, yakni "Tuhan yang teologis" ketimbang "Tuhan yang antropologis" seperti dalam pandangan sebelumnya.

Nietzsche seakan kembali lagi pada sebuah puisi yang ia tulis ketika masih usia 20 tahun. Penggalan puisi yang berjudul: "Aku  ingin mengenalmu, yang Tak Dikenal" adalah sebagai berikut:

Kau merebut kedalaman jiwaku                        

Kau yang menghempas hidupku seperti badai

Kau yang tak bisa ditangkap, kau yang seluhur denganku

Aku ingin mengenalmu, bahkan melayanimu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline