Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Antara Demonstrasi dan Demokrasi Deliberatif: Belajar dari Rekonstruksi Teori Kritis Jurgen Habermas

Diperbarui: 2 September 2022   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Gelora News

Jurgen Habermas adalah seorang filsuf yang terkenal karena mengembangkan suatu sistem demokrasi yang dikenal dengan demokrasi deliberatif. Habermas pertama-tama membuat sebuah distingsi antara pekerjaan dan komunikasi (interaksi). 

Pekerjaan menurutnya adalah tindakan instrumental, jadi tindakan yang merupakan sarana untuk mencapai hhasil tertentu, sedangkan tujuan komunikasi adalah saling pengertian. Distingsi yang disajikannya ini, akan menjadi dasar bagi seluruh karyanya kemudian. 

Teori kritis, sejak Marx dan kemudian diikuti oleh Horkheimer dan Adorno (Mazhab Frankfurt) menganggap bahwa manusia menciptakan diri dalam pekerjaan, dan dengan demikian secara teoritis, seluruh perkembangan dan kemajuan manusia dianggap hanya dalam dimensi rasionalitas sasaran. Di luar itu hanya merupakan dimensi-dimensi irasional. 

Habermas kemudian menilai kerangka konseptual seperti ini sebagai yang tidak memadai. Ia melihat bahwa kerangka konseptual Marx ini menyeret orang kepada manipulasi segala sesuatu demi tercapainya sasaran itu. Rasionalitas sasaran dengan ini tidak dapat mencapai klaim-klaim kesasihan sehingga ia berada di luar kerangka komunikasi. Habermas menolak kerangka seperti ini.

Rasionalitas sasaran dipertentangkan Habermas dengan rasionalitas komunikatif yang terwujud dalam tindakan komunikatif. Dalam seluruh analisa dan perjumpaanya dengan teori-teori sosial lainnya yang membahas hubungan atau interaksi antara-manusia, Habermas menemukan bahwa tindakan yang paling fundamental adalah komunikasi. Tindakan kunci manusia adalah komunikasi. 

Hal itu relevan dalam dalam menelusuri perkembangan rasionalitas kehidupan bersama manusia. Rasionalitas itu kiranya terbangun dalam madium komunikasi. Dengan demikian komunikasi menjadi tempat pencarian rasionalitas paling dasar. 

Perlu diperhatikan bahwa, tindakan rasionalitas sasaran dalam wujud tundakan strategis, di mana terjadi manipilasi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu, juga mengandaikan terjadinya komunikasi. Namun komunikasi seperti ini bukanlah yang dimaksudkan Habermas karena dalam komunikasi seperti ini, yang terjadi adalah tekanan dan paksaan. Habermas lebih dalam melihat komunikasi yang bertujuan mewujudkan saling pengertian antara sesama partner komunikasi.

Secara garis besar, kerangka konseptual yang disodorkan Habermas adalah sebagai berikut; tindakan manusia umumnya dibagi ke dalam dua bentuk yaitu tindakan dengan rasionalitas sasaran yang berorientasi pada pencapaian hasil, dan tindakan dengan rasionalitas komunikatif untuk mencapai saling pengertian. 

Tindakan dengan rasionalitas sasaran dibagi lagi dalam dua bentuk yaitu, tindakan instrumental, berupa manipulasi alam luar (pekerjaan) dan tindakan strategis, berupa manipulasi orang lain. Sedangkan rasionalitas komunikatif dibagi dalam dua bentuk yaitu komunikasi dan diskursus. Rasionalitas komunikatif inilah yang menurut Habermas harus menjadi dasar tindakan manusia.

Pada taraf kesadaran etis sebuah masyarakat modern yang demokratis yang mesti digunakan adalah bahasa komunikatif sebagai perwujudan rasio komunikatif. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline