Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Terpapar Konten Pornografi: dari Ruang Sidang sampai Ruang Bermain Anak

Diperbarui: 13 April 2022   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pornografi. (sumber: Thinkstock/AndreyPopov via kompas.com)

Perkembangan teknologi dan informasi begitu cepat memberikan banyak dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. 

Salah satu dampak negatif dari perkembangan ini adalah adanya konten pornografi yang bisa begitu muda diakses oleh siapa saja dan kapan pun. 

Sebut saja, sebagai salah satu contoh kejadian yang lagi hangat diperbincangkan beberapa hari terakhir ini; seorang anggota DPR diduga menonton video porno pada saat berlangsungnya rapat. Cukup miris, tetapi itulah kenyataan yang terjadi.  

Lebih disayangkan lagi, jika konten porno ini terpapar pada anak-anak. Hal ini bisa saja terjadi karena sejak usia dini mereka pun sudah mulai akrab dengan media sosial. Ruang bermain anak, kini mulai beralih ke ruang maya (game online). 

Belum lagi mereka terpaksa harus masuk ke ruang kelas online karena mengikuti pembelajan secara daring, akibat pandemi covid-19. 

Pengaruh pornografi justru bisa terbentuk ketika anak menggunakan media sosial-internet tersebut, mulai dengan munculnya iklan-iklan yang tidak senonoh, hingga akhirnya anak menelusuri sendiri situs-situs yang negatif. 

Ada banyak dampak negatif yang bisa dialami oleh seorang anak jika ia sudah terpapar konten pornografi. 

Oleh karena itu, perlu ada upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh berbagai pihak agar anak tidak terpapar konten pornografi yang bisa mempengaruhi kepribadian dan karakter anak ke hal-hal yang negatif. 

Berikut ini, terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan agar anak tidak terpapar konten pornografi:

Pertama: Orangtua bisa mengajak anak-anak melakukan aktivitas yang positif. Agar anak tidak menjadi korban pornografi, maka anak bisa "disibukan" dengan kegiatan-kegitan yang positif misalnya belajar, atau mengikutkan anak pada les pengembangan bakat (berolahraga, nyanyi, dll).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline